Tampilkan postingan dengan label cerita jalan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita jalan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 31 Januari 2017

Jalan-Jalan Singkat ke Bali

Dalam rangka mengisi liburan semester 3, aku dan teman-temanku di geng belajar foto mengunjungi Bali. Sebenarnya kami berniat liburan di Bali saat liburan semester 2 kemarin. Manusia berencana, Tuhan yang menentukan. Salah satu temanku mengalami kecelakaan motor dan kondisinya cukup parah, tangan kirinya patah. Rencana liburan ke Bali pun diubah ke liburan semester 3. Selain itu, ternyata teman kami yang di Bali mengadakan acara mepandes (kikir gigi) pada tanggal 20 Januari.

Liburan ke Bali diawali dengan menyusun rencana yang ribet dan penuh drama. Dari awal Januari aku sudah menanyakan mau berangkat kapan. Ini dalam rangka meminta ijin ke Ibuk dan Bapak. Kalau mau minta ijin harus jelas kapan berangkatnya dan pulangnya. Tapiii, teman-temanku yang cowok semua ini (iya, aku cewek sendiri di grup) malas untuk menyusun rencana. Dooh! Long story short, diputuskan bahwa mereka berangkat Rabu, 18 Januari, bawa mobil. Aku akan menyusul mereka Sabtu, 21 Januari, karena Jumatnya aku akan menghadiri akad nikah sahabatku.

Rabu siang aku menghubungi bocah-bocah yang akan berangkat by Whatsapp call. Di sini drama dimulai. Ternyata dari diskusi yang telah mereka lakukan disepakati bahwa sore itu jam 18.30 mereka naik bis ke Jember. Dari Jember mereka akan naik mobil ke Bali. Rencananya mereka akan pulang hari Minggu. Lhah? Kalau aku menyusul mereka hari Sabtu, aku hanya sehari dong di Bali. Mahal di tiket dong. No way!

Akhirnya, aku mengubah rencana. Siang itu juga aku berangkat ke Solo, agar bisa berangkat bersama mereka. Selanjutnya, aku akan pulang duluan hari Sabtu. Aku tidak jadi hadir di acara akad sahabatku, tapi hadir di acara resepsinya saja di hari Minggu, 22 Januari.

Untungnya Bapak dan Ibuk memberi ijin. Masalahnya adalah saat itu sudah jam 12.40an. Perjalanan dari Pati ke Solo paling cepat itu sekitar 4 s.d. 5 jam, via Purwodadi. Kalau via Semarang, perjalanan bisa lebih lama lagi, sekitar 6 jam. Aku pun segera packing. Pakaian, alat mandi, tempat minum, dompet, HP, dan kamera langsung saja aku masukkan ke dalam tas. Sesegera mungkin aku berangkat dengan diantar Masku ke Terminal Pati.

Alhamdulillah, aku bisa sampai Solo sesaat sebelum Magrib. Dari terminal Pati, aku naik bis jurusan Purwodadi. Dari Purwodadi aku melanjutkan perjalanan dengan naik bis jurusan Solo. Sesampainya di Solo, aku lalu menuju agen bis Rosalia Indah untuk membeli tiket jurusan Jember. Tiket Solo-Jember harganya Rp150.000,00 (ini include makan malam dan air mineral 600 ml). Teman-temanku baru datang sekitar jam 18.30.

Kami sampai di Jember keesokan harinya. Setibanya di Jember, kami menuju rumah teman untuk mandi dan menunggu mobil sewaan diantar. Iyap, kami menyewa mobil dari Jember karena memang lebih murah jika dibandingkan menyewa di Bali. Kemarin kami menyewa Avanza dengan harga Rp275.000 per hari.

Yuhuiii.. perjalanan ke Bali pun dimulai. Dari Jember kami menuju pelabuhan Ketapang di Banyuwangi. Kami berangkat dari Jember sekitar jam 10.00, sampai di pelabuhan jam 13.30. Dengan menggunakan kapal fery, kami pun menyebrangi Selat Bali. Ongkos menyebrang untuk mobil adalah Rp138.000. Di gerbang masuk, ada petugas yang akan menanyakan identitas penumpang kendaraan. Penyeberangan ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam (termasuk waktu labuh dan sandar kapal).



Karena sudah lapar setibanya di Bali, kami langsung makan siang. Menu pilihan kami adalah ayam betutu Meh Tempeh. Lokasi rumah makannya tidak jauh dari Pelabuhan Gilimanuk (silakan dicari via Google Maps). Awalnya kami berlima sok-sokan hanya pesan ½ ekor saja. Tapi setelah makan, ternyata ayamnya enaaak… pedesnya kecee… Nambah ½ ekor lagi deh akhirnya. Ahaha. *Saking lahapnya makan kami sampai lupa ambil gambar penampakan ayam betutunya.

Selesai makan siang, kami melanjutkan perjalanan menuju Denpasar. Sesampainya di Denpasar kami langsung sholat, dilanjutkan makan malam, dan langsung menuju ke penginapan. Kami tidak melanjutkan jalan-jalan karena sudah lelah. Selama perjalanan tadi kami tidak ada yang tidur sama sekali.

Keesokan harinya, acara jalan-jalan dimulai. Awalnya kami berencana untuk mencari sunrise di Sanur. Tapi pagi itu hujan turun. Bocah-bocah pun jadi malas-malasan untuk bangun pagi. Setelah sholat subuh, mereka tidur lagi. Kami baru berangkat  dari penginapan sekitar jam 8 pagi.

Setelah sarapan, kami menuju ke Pantai Padang-Padang. Di loket masuk tertulis harga tiket adalah Rp10.000 per orang. Ternyata itu untuk wisatawan asing, sementara untuk wisatawan lokal kami hanya dikenai biaya Rp5.000 orang. Lokasi pantai ada di bawah, untuk menuju ke sana ada beberapa anak tangga yang harus dilewati. Saat masuk sih enak saja karena arahnya menurun. Tapi, saat keluar, deuuh.. penuh perjuangan. Sudah lama aku tidak berolahraga. Sesampainya di mobil kakiku rasanya goyang. Wkwkwk.


 Saat lagi mendung syahdu, jadi kelihatan redup mendayu. :|

Kami tidak lama di Pantai Padang-Padang karena hujan kembali turun. Selanjutnya kami menuju ke Pantai Dream Land. Lokasinya ada di dalam kawasan perumahan. Kata temanku, untuk menuju ke pantai ini kita harus naik bis khusus yang disediakan. Tapi, saat kami sampai di sana, tidak ada bisnya. Mungkin karena saat itu hujan. Karena saat itu hari Jumat dan sudah siang, bocah-bocah harus sholat Jumat, kami pun menuju ke masjid. Selama bocah-bocah sholat, aku nongkrong di mobil aja, baca novel.

Perjalanan dilanjutkan ke Ulun Danu, Batur. Lokasinya berada di pegunungan dan lumayan jauh dari Denpasar. Perjalanan sekitar 1 s.d. 2 jam. Sebenarnya saat kami sampai di lokasi agak-agak gerimis gitu. Tapi kami tetap masuk, kan sudah jauh-jauh sampai sana. Di loket masuk tertulis tiket masuknya Rp25.000 per orang. Tapi saat aku membayar Rp100.000, petugasnya memberi kembalian Rp20.000. Alhamdulillah rejeki anak solehah. :D

Oiya, untuk yang penasaran di Ulun Danu ada apa sampai kami bela-belain jauh-jauh ke sana, coba ambil uang Rp50.000, lalu liat bagian belakangnya. Nah, di Ulun Danu itulah lokasi pura yang ada di bagian belakang uang itu. Ini lho gambarnya.




 Alhamdulillah, setelah masuk gerimisnya berhenti. Jadi bisa foto-foto deh. :D

Hari sudah sore, kami melanjutkan perjalanan ke Air Terjun Gitgit. Bocah-bocah itu mau mandi sore. Lagi-lagi lokasi air terjun ini ada di bawah. Ucapkan halo lagi pada tangga. Deuh! Tiket masuknya Rp10.000 per orang. Oiya, aku nggak ikut mandi-mandi, males ribet ganti baju. Wkwkwk.

Setelah itu, kami langsung balik ke penginapan? O, tidak dong. Kami melanjutkan perjalanan ke rumah teman kami. Si teman ini mengadakan acara mapandes (kikir gigi). Upacara ini dilaksanakan sebagai pertanda bahwa seseorang telah beranjak dewasa. Sayangnya kami tidak bisa menyaksikan upacara tersebut, karena kami sampai sana terlalu malam. Ehehehe. Kami hanya mengobrol dengan si tuan rumah dan numpang makan malam. Ahahaha. Sekitar jam 10 malam, kami kembali ke penginapan.

Keesokan harinya, hari Sabtu, sekali lagi kami berencana untuk mencari sunset. Tapi lagi-lagi hanya wacana karena bocah-bocah malas bangun pagi. Alasan klasik. Beuuh! Hari itu aku hanya ikut jalan-jalan setengah hari saja. Aku akan pulang dengan pesawat pukul 3 sore.

Setelah keluar dari penginapan, kami menuju ke rumah teman kami karena dia akan ikut kami jalan-jalan. Rencananya setelah menjemput si teman, kami mau makan ikan bakar. Tapi ternyata kami “dipaksa” sarapan di rumah si teman ini. Kan nggak enak ya kami menolak rejeki. Wkwkwk. Setelah sarapan kami menuju ke pasar Kumbasari. Ibuk nitip dibeliin seprei Bali .*Beliau jatuh hati dengan seprei Bali yang bahannya adem, nyaman untuk tidur :D.

Selesai aku berbelanja (iya, yang belanja aku saja, 5 bocah yang lain keliling-keliling sendiri tapi ujung-ujungnya nggak belanja), kami makan siang. Kami makan di Denpasar biar nanti nggak perlu buru-buru sewaktu mengantar aku ke bandara. Kondisi jalan di sekitar bandara sering macet apalagi saat itu weekend. Daaan… aku lupa nama tempat makannya apa. Ahaha. Tapi porsinya gedhe gilaaak. Makananku habis dengan bantuan dari bocah-bocah.. Ahahaha. Setelah itu, kami cus ke bandara lewat tol Bali Mandara. Fyi, pemandangannya kece lho sepanjang jalan tol ini.

Nah, itulah laporan jalan-jalanku ke Bali. Meskipun hanya sebentar, tapi seneng juga rasanya. Kalau banyak rencana yang tidak terlaksana, aku sudah maklum karena memang kebiasaan kalu jalan dengan bocah-bocah itu akan terjadi perubahan rencana. Yang penting dinikmati saja jalan-jalan bareng mereka. Ahahaha... 


PS:

Bagi umat muslim, di depan Ulun Danu, ada masjid yang lumayan besar. Dari pelataran masjid, kita bisa melihat pemandangan Danau Batur dari atas. Karena lokasi masjid berada di atas, lagi-lagi ada tangganya. :D

Minggu, 15 November 2015

A Trip to North Sumatera : Culinary

Ini sebenarnya masih termasuk dalam laporan perjalananku ke Sumatra Utara tahun lalu. Baru ditulis sekarang karena baru ingat dan sempat. Mohon maaf ya semuanya.

Selama di Sumatera Utara kemarin berikut adalah beberapa makanan yang sempat aku icip-icip, yaitu:
1. Mie Gomak
Aku makan mie ini saat di Samosir, tepatnya di rumah Inang (mertua bapak partner DL). Kebetulan saat aku dan bapak partner DL ke sana, Inang sedang memasak mie spaghetti ala Batak ini. Dijuluki demikian, karena bentuknya yang besar dan panjang-panjang seperti spaghetti. Selain bentuknya yang berbeda, bumbu-bumbu yang digunakan untuk memasak mie gomak ini pun berbeda dibandingkan mie rebus yang sering aku temui di Jawa.  Terdapat bumbu khusus dari tanah Samosir misalnya andaliman yang membuatnya berbeda. Rasanya bagaimana? Enak!

Ini nih penampakan mie gomak dan jus jambu.

2. Roti dan Selai dari toko roti "Ganda"


Kata bapak partner DL toko roti ini merupakan toko roti legendaris di Siantar. Yah karena searah dengan jalur kami menuju Danau Toba mampirlah kami ke roti ini. Begitu masuk ke toko roti ini bingung karena toko ini penuh dengan pembeli. Rame kali pun. Padahal saat itu weekdays lho. Kata si bapak partner DL, kalu sedang musim liburan atau hari libur toko ini lebih penuh lagi. Wow.


Ada beberapa jenis roti yang dijual di toko roti Ganda ini. Tetapi yang yang paling melegenda adalah roti tawar yang dilengkapi dengan selai sarikaya. Urutan kedua ditempati oleh roti tawar yang dilengkapi dengan krim dan meses cokelat. Oiya roti tawarnya ada yang berukuran besar (seperti gambar di atas) dan yang berukuran kecil. Kemarin kami beli yang berukuran besar. Kami juga membeli selai sarikaya yang dijual terpisah. 
Aku baru ingat, kalau sebelumnya pernah dibawakan oleh-oleh roti Ganda dan selai sarikayanya oleh bapak-bapak di ruangan. Dan rasanya memang enaaak. Harganya ternyata juga terjangkau lho. Roti yang besar itu di bawah 20 ribuan.


3. Ikan Pora-Pora
Aku makan ikan pora-pora ini saat sarapan. Awalnya mau sarapan di hotel tempat menginap, tapi aku ragu-ragu, kawatir alat masaknya juga dipakai untuk masak b2. Akhirnya sarapan di luar, di warung muslim (sebenarnya semacam warteg sih kalau di Jawa).


Ikan pora-pora ini merupakan jenis air tawar yang berkembangbiak di Danau Toba. Semacam ikan bilis.

4. Mie Aceh Titi Bobrok
Dulunya aku nggak terlalu suka dengan mie aceh. Entah semenjak kapan, aku mulai suka dengan mie aceh. Jadi, saat aku baru sampai Medan dan si nenek mengajak aku makan mie aceh, langsung saja aku setuju. Kata nenek varian yang paling digemari adalah mie aceh daging, tapi karena sudah habis, akhirnya kami memesan mie aceh kepiting (kepitingnya utuh jenderal!)

Meskipun porsinya lumayan banyak, tapi habis lhoh aku. Harap maklumin yak, kan baru saja sampai Medan, sebelumnya habis menjelajah pedalaman Sumatera Utara. :P. Rasanya gimana? Enaaaaak!

5. Soto Sinar Pagi
Sesuai namanya aku makan soto ini saat sarapan pagi. Ahaha. Btw, soto ini direkomendasikan oleh junior orang Medan. Katanya, mbak harus coba soto sinar pagi, enak rasanya mbak. Dan dia memang benar, soto ini rasanya enaaaak. Apalagi ditambah dengan perkedelnya. :9 

6. Tip Top
Lokasinya berdekatan dengan Mansion Tjong A Fie. Aku ke sana karena diajak bertemu dengan teman kuliah yang penempatan di Medan. Menunya sih ada semacam nasi goreng, mie goreng, es krim dll. Tapi aku lupa waktu itu makan apa. "-__- Dan aku pun lupa berfoto di sini.

Itulah beberapa makanan yang aku cicipi selama di Sumatera Utara. Siapa tahu bisa menjadi referensi untuk Saudara-Saudari yang akan mengunjungi Sumatera Utara. Sebenarnya ada beberapa kuliner lain yang bisa dicoba misalnya Durian Ucok, Seafood Wajir, Pancake Durian di Jala-Jala dll. 
Lain kali kalu ada waktu dan kesempatan pingin rasanya Sumatera Utara lagi, pingin nyoba makanan-makanan ituu. :)

Rabu, 24 Desember 2014

A Trip to North Sumatera : Part 2

Alohai.. mana suaranya yang siap-siap liburan? :D

Sebagai wujud tanggung jawab sebelum liburan, aku lanjutin ocehan yang tertunda deh. *Mumpung lagi nggak ada kerjaan dan Bapak Big Boss sedang keluar ruangan. Hihihi

Di ocehan kemarin, terakhir aku ocehkan kalau aku menyebrang Danau Toba menuju Pulau Samosir menggunakan kapal kecil kan ya? Nah, karena ini kapal yang biasa digunakan oleh penduduk lokal, rutenya nggak melewati lokasi Batu Apung. Bersandarnya pun di dermaga yang berbeda dengan dermaga untuk wisatawan.

Setelah turun dari kapal, aku dan Bapak partner DL menuju tempat mertua beliau di Tomok. Si Bapak ini nggak memberitahu dulu kalau mau datang. Mau buat kejutan gitu deh. Jadi pertama kami menuju ke kios oleh-oleh milik Ibu Mertuanya Bapak partner DL (selanjutnya disebut Inang aja ya biar lebih singkat). Dan beneran lho itu Inang sekeluarga  dan orang-orang tetangga kiosnya kaget pas melihat Bapak partner DL sampai sana. Heboh bangetlah mereka merepet dengan Bahasa Batak. Aku cuma bisa senyam-senyum aja, nggak ngertilah itu mereka ngomong apa. :D

Setelah itu, kami menuju ke rumah Inang ketemu keluarga yang lain. Aku lagi-lagi cuma bisa senyam senyum nggak ngerti aja. Ahahaha. Karena rumah Inang sedang direnovasi, aku dan Bapak partner DL pun menginap di hotel. Setelah mobil sewaan kami datang, kami menuju ke hotel di wilayah Tuk Tuk tepatnya di Hotel Carolina. Kata Bapak partner DL ini hotel waktu dia dan istrinya bulan madu. Ahaha.

Hotel ini arsitekturnya bergaya rumah Batak. Aku ambil kamar sendiri *yaiyalah. Bapak partner DL sekamar berdua dengan Pak Supir mobil charteran. Kami memilih kamar yang menghadap langsung ke Danau Toba. Nah, waktu mau sholat Magrib gabung Isya' (Jama' Takhir) aku agak kebingunan tuh menentukan arah qiblat. Aku coba unduh aplikasi arah qiblat di mobile phone. Tapi gagal terus, karena jaringannya kurang bagus. Akhirnya bertanya deh ke petugas hotelnya, matahari terbit sebelah mana. Lalu aku pas-pasin tuh arah qiblatnya. Bismillah.. semoga bener Ya Alloh. Setelah selesai sholat, aku buka mobile phone, daaan aku baru sadar kalau sudah ada aplikasi arah qiblat. "-___-. Alhamdulillah arah qiblatku saat sholat tadi sesuai dengan arah qiblat di aplikasi. Setelah itu, tidur deeeh aku. Meskipun nggak pakai AC, tapi udaranya dingin oi. Nikmat banget tidurnya ditemani suara deburan air Danau Toba.
nih hotelnya


Pagi hari, aku bangun sekitar jam 5an, langsung sholat Subuh. *Nggak ada suara adzan. Selesai sholat, langsung aku keluar kamar, mau jalan-jalan dong di pinggir Danau Toba. Walaupun agak-agak gemiris, aku tetap lanjut jalan-jalan. Mumpung, belum tahu kan kapan balik ke situ lagi. Disempetin selfie sendiri juga dong meskipun mobile phone jadi basah kena air hujan. Ahaha. *Tetep narsis. Tiba-tiba ada sepasang suami istri. Mereka minta difotoin berdua terus gantian deh aku difotoin sama mereka.

ini hasil difotoin.

Setelah agak siang, Bapak partner DL keluar kamar juga. Kami pun berjalan keliling hotel lalu mengobrol di depan kamarku. Kami sempat ditegur oleh tetangga kamar (bule) karena kami berisik. Hihihi. Sayangnya kami tidak bisa berlama-lama di hotel. Rencananya kami mau naik kapal penyebrangan jam 10. Jam 8an kami check out dari hotel. Awalnya mau sarapan dulu di hotel, tapi ternyata ada menu B2 dan aku ragu-ragu. Kami lalu menuju ke rumah Inang. Ternyata ya pemandangan perjalanan dari hotel (Tuk Tuk) ke rumah Inang (Tomok) itu bagus bangeeet. Di satu sisi kita bisa lihat Danau Toba. Di sisi lain kita bisa lihat perbukitan lengkap dengan Air Terjun Sipisau-pisau yang terlihat juga pagi itu. Subhanalloh..




 jari saktii..:p


Saat sampai di rumah Inang, Inang sedang mandi. Jadi kami sarapan dulu di warung (yang halal tentunya). Selesai sarapan kembali ke rumah Inang lalu kami menuju ke kios Inang untuk belanja oleh-oleh. Karena terlalu lama pilah-pilih, kami tertinggal kapal yang jam 10. Kami akhirnya naik kapal jam 11. Dan sampai di seberang jam 12an. Huhuhu.. Dadaaah, Danau Toba, Semoga lain kali aku bisa ke sana lagi. Yang kemarin itu kurang puaaas karena kurang lama. Huhuhuhu, Lalu kami pun melanjutkan perjalanan, kembali menuju Medan.

Karena Bapak partner DL, besoknya berulang tahun, beliau pulang Jakarta malam itu juga. Tugas yang di Medan aku sendiri yang melaksanakannya. Dan kami pun sampai di Bandara Kualanamu sekitar pukul 5 sore. Sebelumnya kami mampir di Siantar untuk makan siang dan mengambil kekurangan dokumen.

Setelah mengantarkan Bapak partner DL, aku menuju ke rumah dinas Nenek Izza. Iya, selama di Medan aku menginap di tempat nenek. Malas menginap di hotel, nggak ada temannya.

Keesokan harinya, karena nenek harus masuk kantor, aku pun melaksanakan tugasku sendiri. Aku harus menuju ke daerah Medan Timur. Karena ini kali pertama aku ke Medan, aku cuma bisa Bismillah aja. Semoga lokasinya bisa dilacak dengan Waze dan ketemu sopir taksi yang baik. Awalnya sih aku pingin naik angkot atau bentor gitu, tapi nenek nggak merekomendasikan. Si nenek nggak tahu jalur selain itu juga rawan kena tipu atau kecopetan. Alhamdulillah, aku dapat sopir taksi yang baik dan Waze pun sangat membantu. Tugas pun bisa cepat terselesaikan.

Lhah, masa di Medan cuma untuk kerja aja? Nggak jalan-jalan?
Tenang, Saudara-Saudari, aku sempat jalan-jalan kok dengan Nenek. Ditunggu saja di ocehanku yang selanjutnya ya..

Sampai jumpa. :D

PS : foto-foto di atas adalah dokumentasi pribadi, kalau ada yang mau menggunakan foto di ocehan ini, tolong dicantumkan sumbernya blog ini ya. Terima kasih.

Minggu, 07 Desember 2014

A Trip to North Sumatera : Part 1

Uhm, sebenarnya kemarin itu bukan murni jalan-jalan untuk liburan sih. Tapi perjalanan dinas yang dilanjutkan jalan-jalan. Ahahaha. Jadi aku di sana dari hari Rabu s.d. Minggu. Rabu s.d. Jumat kerja. Sabtu dan Minggunya baru deh jalan-jalan. Tapi yang dapat uang perjalanan dinas ya yang 3 hari aja. *Seriusan

Semua berawal dengan adanya penelahaan data berdasarkan manajemen risiko. Diputuskan harus ada beberapa petugas dari Bagianku yang dikirim ke Sumatera Utara untuk mengecek 3 perusahaan di 3 kota/kabupaten berbeda. Iya, nggak hanya di Medan aja itu lokasinya.

Akhirnya dari sekian orang di ruangan terpilihlah aku dan seorang bapak-bapak. Si bapak ini terpilih karena mertuanya orang Toba, biar bisa sekalian berkunjung ke sana. Kalu aku, karena mantan atasan kami sekarang mutasi ke kantor Medan. Apa hubungannya coba? Beliau pernah request, kalau ada dinas ke Medan, aku aja yang dikirim. Baiklah, pak.

Oke, perjalanan dimulai di pagi buta hari Rabu. Beneran pagi buta, jam 3an aku sudah berangkat dari kos. Yah, demi menghindari kemacetan Jakarta yang hanya Alloh yang tahu kapan dan dimananya. Karena masih pagi buta, perjalanan naik taksi dari Rawamangun ke Bandara Soetta hanya 1 jaman. Sampai sana aku sholat subuh terus nongkrong di ruang tunggu. Pesawat kami jadwalnya jam 6an.*Kami menggunakan low budget airline ya, nggak pake Garuda Indonesia Airlines lho. Harap dicatat.

Selama perjalanan di pesawat, aku tidur. Ngantuk. Baru bangun sesaat sebelum landing. Jadi jangan heran turun pesawat tampangku bukannya seger tapi malah muka bantal. *Percuma juga mandi jam setengah 3 pagi. Turun dari pesawat, aku tersepona dengan Bandara Kualanamu. Lebih bagus dibanding Soetta. *Yaiyalah, kan masih baru. Lanjutlah kami sarapan ke AW. *Junk food moment.

Pas sarapan itu supir mobil charteran yang sudah dipesan bapak partner DL(dinas luar)ku datang. Pakai mobil charteran biar gampang mobilitasnya, karena kami mau cari alamat. Setelah selesai makan, kami pun memulai perjalanan.

Awalnya aku kira kota-kota di Sumatera itu beda dengan yang di Jawa. Tapi ternyata sama aja. *Noraknya orang yang pertama kali ke Sumatera. Keliatan bedanya ya waktu perbatasan antar kota gitu. Kalu di Jawa kan perbatasan antar kota itu ya masih rumah-rumah pemukiman, kalau nggak ya sawah di beberapa daerah di Jawa Timur ada hutan jati. Kalu di Sumatera Utara, perbatasan antar kota itu ada yang pemukiman sih, tapi selain itu terhampar perkebunan kelapa sawit dan karet. :O *Amazed.

Jadi, lokasi obyek DL kami yang pertama itu Kabupaten Tebing sekitar 2-3 jaman dari Bandara Kualanamu dengan menggunakan mobil. Tolong dibedakan ya 2-3 jam perjalanan di Jakarta dengan di Sumatera Utara. Di Sumatera Utara yang bukan Medan, itu jalanannya lancar jaya, nggak ada macet. Kota Tebing menurutku tidak terlalu ramai, seperti kota kecil di Jawa. Kami lumayan cepat menyelesaikan tugas di sini.

Selanjutnya obyek yang kedua ada di Kota Siantar. Sekitar 1-2 jam perjalanan lagi. Nah, aku sholat dhuhur dan ashar (jama' taqdim) di perjalanan ini. Karena diperingatkan sama pak supirnya setelah masuk Siantar akan susah ketemu masjid.

Untuk obyek yang kedua ini lokasinya agak jauh dari jalan besar. Harus masuk jalan kecil dan gang. Alhamdulillah pencarian kami berhasil dan tugas pun terselesaikan.

Perjalanan pun dilanjutkan keeee.... Danau Toba, Saudara Saudari. Excited! Iyalah, ini danau vulkanis terbesar se-Asia Tenggara lhoh. *Hasil googled. Dan bener lhoh pak supir perjalanan ke Danau Toba setelah dari Siantar itu, susah nemu masjid, yang ada kebun sawit, rumah penduduk dan gereja.

Setelah perjalanan selama kurleb 2-3 jaman mulai tampaklah lautan di tengah daratan itu.  Subhanallah. Dengan noraknya langsung ah oh ah oh aja aku saking terpesonanya. Padahal waktu itu sedang berkabut lho karena efek Gunung Sinabung, tapi pemandangannya tetep luar biasa bagus. Empat jempol deh.

Kami pun menuju ke dermaga penyebrangan. Iyalah, kami tentunya mau menyebrang ke Pulau Samosir. Sebenarnya ada tuh dermaga khusus wisatawan, tapi kami memilih dermaga untuk penduduk lokal. Uyeah,man, we did it like native. Lha wong bapak partner DL kan sering mudik kemari. wkwkwk. Untuk penyebrangan ini kami menggunakan kapal kecil. Sementara mobil menggunakan kapal feri yang keberangkatannya satu jam sekali.

Terus aku menginap dimana dong?
Gimana tuh Pulau Samosir?
Tenang, Saudara Saudari nanti aku lanjutkan di ocehan selanjutnya.
Karena sudah malam dan besok itu Senin, aku undur diri dulu ya.
Salam.

PS: Ih ternyata, tepar ada manfaatnya juga. Aku bisa buat 2 ocehan dalam sehari. Tentunya 2 ocehan ini aku buat dengan mobile phone dalam berbagai posisi tiduran di atas tempat tidur. wkwkwk.

Minggu, 21 September 2014

Sabtu di Bintaro

Judulnya sok-sokan agak mirip dengan novel terbarunya Adhitya Mulya, Sabtu Bersama Bapak. (Aku sudah punya lho. Recomended. Silakan dibaca sendiri kalau nggak percaya)

Yuhuiii, apa kabar September? Ahaha, ini ocehan pertama ya di September 2014. Akhir-akhir ini memang aku sedang mood baca buku dan malas menulis. Mau bagaimana lagi, target 60 buku di Goodreads Reading Challenge 2014, baru tercapai 30an buku. Begitu memasuki bulan ber-ber langsung deh tancap gas baca buku lagi, biar targetnya bisa tercapai.

Tapi, tetiba sore ini saat blogwalking jadi keingat belum mengoceh sama sekali bulan September ini. Yasudah, aku bukalah si Dell setelah sekitar 3 minggu ini aku anggurin. *Saking fokusnya baca buku sampai di Dell aku cuekin. Wkwkwk

Yosh, aku mau mengoceh tentang kunjunganku kemarin ke Bintaro mengunjungi rumah baru Tante Iko dan suaminya, Oom Pam. Akhir Agustus kemarin mereka pindahan ke rumah baru yang masih tetap di deket-deket kampus di daerah Bintaro sana. Kepinginnya waktu pindahan itu datang ke sana, tapi aku ada lembur dadakan gitu saat weekend selama 2 minggu berturut-turut. *Demi negara Indonesia tercintah. Terus weekend kemarin ada panggilan ke Bekasi. Baru sempatnya weekend ini deh main ke sana.

Dari Rawamangun ke Bintaro kan dari ujung timur ke ujung barat daya Jakarta, biar lebih nyaman aku memilih untuk naik KRL. Dari kos aku naik angkot 02 (Pulo Gadung-Kampung Melayu via Rawamangun), turun di stasiun Jatinegara. Lanjut naik KRL jurusan Kota turun di stasiun Manggarai, pindah ke KRL Bogor/Depok lalu turun di stasiun Tanah Abang. Sebenarnya dari Jatinegara ada sih KRL yang langsung ke Tanah Abang (Jatinegara-Depok atau Jatinegara-Bogor), tapi muter jauh lewat Kampung Bandan dulu.Dari stasiun Tanah Abang, aku pindah KRL jurusan Serpong, turun di stasiun Pondok Ranji. Dari stasiun Pondok Ranji jalan bentar ke perempatan dekat Bintaro Plaza. Lalu lanjut naik angkot D22. Panjang yak? Iyes. Karena ini kali pertama aku ke daerah rumah baru Tante Iko, aku sempet nyasar dong. Untungnya si Tante akhirnya menjemputku dengan si Kebo *motor sejuta kenangan Tante Iko.

Sesampainya di rumah Tante Iko sudah pukul 13.30an, padahal aku berangkat dari kos pukul 9an lho. Untungnya Tante sudah selesai masak, jadi begitu datang, cuci tangan dan kaki langsung makan siang deh aku bersama si Tante dan si Oom. Kemarin aku disuguhi Sop Ayam khas Klaten, resepnya dari Ibu Mertua si Tante. Rasanya enyaaaak. :p

Setelah makan siang dan sholat Dhuhur, aku disuguhi berpuluh-puluh jilbab oleh Tante Iko. Yuhui, si Tante jualan jilbab, Sodara-Sodari. Si Tante jualannya secara on line di Instagram (silakan cek @laiqashop untuk lihat koleksi jilbab jualan si Tante) dan Facebook (Yang nggak punya Instagram seperti aku, silakan cek fan page Laiqashop). Karena saking banyaknya aku sampai bingung milih yang mana. Bagus-bagus dan murah meriah pula. *Akhirnya aku kalap milih 2 jilbab segi empat dan 2 pashmina. Hihihi.

Begitu sore, karena si Oom pergi futsal, si Tante mengajak aku jalan-jalan ke mall baru di kawasan Bintaro.Yuhui, Bintaro Exchange. Waktu kondangan ke Tangerang, beberapa bulan lalu, lihat mall ini dari tol itu kelihatannya besar banget. Dan memang bangunannya megah banget. Dan yang aku suka di sekitar mall ada taman yang banyak pohonnya dan ada kolam ikannya juga. Kemarin malam kelihatan bagus banget apalagi dengan tata lampu di tamannya.

Niat awal sih hanya jalan-jalan aja, tapi ujung-ujungnya aku beli-beli juga. Ahahaha. Ada toko busana muslim yang sedang diskon gitu kan, aku pun beli rok. Lalu ketemu juga flatshoes kece yang bisa dipake kondangan ke luar Jakarta yang rempong kalau bawa high heels. *Pembenaran.

Sebenarnya masih kepingin main dan ngobrol dengan Tante Iko. Tapi, sudah malam dan aku tidak berniat menginap. Jadi pukul 19.15 kami pun keluar dari Bintaro Exchange. Aku diantar Tante sampai perempatan dekat Bintaro Plaza. Dan begitu sampai di stasiun Pondok Ranji, kebetulan pas ada KRL jurusan Tanah Abang. Akhirnya aku sampai kos sekitar jam 9an malam. Capek tapi senang betul bisa ketemu dengan si Tante Iko. Terima kasih banyak ya Tante Iko dan Om Pam.

Jadi begitu deh. Sampai jumpa di ocehan selanjutnya. :D

Sabtu, 30 Agustus 2014

Berkunjung ke Pasar Mester Jatinegara



Sebenarnya aku perginya hari Minggu seminggu yang lalu tanggal 24 Agustus 2014. Niat awalnya aku mau mencari bunga palsu untuk menghias meja di kantor. Biar ada penyegar matalah kalau sedang suntuk. Kenapa nggak beli bunga asli aja? Karena susah merawatnya uhm lebih takut nggak sempat sih sebenarnya. Kasihan juga kalau disimpan di dalam ruangan terus menerus. Jadi, bunga palsu adalah pilihan tepatlah.

Aku sebenarnya nggak tahu mau cari bunga palsu di mana. Mau ke Mal Kelapa Gading, pasti dapat yang mahal. Big No! Ini sudah tanggal tua. Mau cari ke Mangga Dua atau ke Asemka kok ya jauh banget. Sementara kan aku sedang puasa (judulnya bayar utang). Dan aku pun ingat kalau di Jatinegara ada pasar yang lumayan besar, Pasar Mester. 

Sebelumnya aku belum ke Pasar Mester sama sekali. Tanyalah ke ibu-ibu di ruangan yang pastinya sudah sering ke sana. Dapatlah ancer-ancer, kalau lokasinya dekat dengan stasiun Jatinegara. Tapi kalau dari kosku di daerah Rawamangun, lebih enak kalau lewat Matraman. Tinggal lurus terus. Karena ragu-ragu, akhirnya aku pakai aplikasi Waze. (Aselik, membantu banget ini aplikasi)

Naik motor 30 menitan dari kos, sampailah aku dan mbak-mbak yang jaga kos di Pasar Mester Jatinegara. Aku memilih parkir di depan pasar biar nanti pas pulang lebih gampang. Risikonya motor kepanasan. Sebenarnya di dalam juga ada parkir sih.

Jadi secara umum, pasar ini bisa dibagi menjadi pasar lama yang di luar dan pasar baru yang ada di dalam gedung (Jatinegara Trade Center). Karena di luar panasnya lumayan juga, aku memilih untuk berbelanja di pasar baru. Pedagang bunga palsu adanya di basement. Sepertinya hanya ada satu pedagang bunga palsu di situ. Harganya pun cukup mahal. Sangat diperlukan keahlian menawar, Saudara Saudari. Setelah perdebatan yang cukup alot *tsaaaah...., aku dapat 2 bunga lengkap dengan vasnya dengan harga Rp50k. Masih mahal memang, tapi beneran itu sudah melalui perjuangan yang alot.

Di basement mayoritas pedagang menjual souvenir nikahan. Iya, buat calon penganten di wilayah Jabodetak silakan mengunjungi basement Pasar Mester Jatinegara. Silakan dipilih deh mau souvenir apa, semuanya lengkap ada di sini. Kipas, gelas, bros, tas dan masih banyak lagi. Kalau buat aku sih jalan-jalan di sini membuat sakit hati. Sepanjang jalan ditawarin, "Mbak, silakan mbak souvenir nikahannya. Ada macem-macem, murah lho." Aselik, sakitnya di sini *nunjuk dada *lebay.

Trus ada apalagi di sana? Ada tirai/horden beraneka ragam, taplak, ada baju tradisional untuk anak-anak (ada fotonya itu di atas), seragam sekolah, sepatu, tas, pakaian dan masih banyak lagi. Silakan dicek sendiri bagi yang penasaran.

Akhirnya karena uang sudah habis, aku pun pulang. Aku nggak hanya beli bunga palsu saja kok. Aku juga membeli pakaian dalam, baju tidur, dan taplak. :D





Minggu, 09 Maret 2014

Berkunjung ke Islamic Book Fair 2014



Happy Sunday morning everybody! :D
Di pagi menjelang siang di hari Minggu ini, aku akan mengoceh tentang kunjunganku ke Islamic Book Fair 2014 kemarin. Acara ini sebenarnya sudah dimulai sejak akhir bulan lalu, tanggal 28 Februari 2014.

Minggu, 02 Maret 2014

Di P 9A

Sekarang aku ada di atas P 9A. Dulu hampir setiap pagi aku naik bus jurusan Senen Bekasi Timur ini. Dulu di tahun 2012, untuk pergi ke kantor lama, bus ini adalah salah satu moda transportasi alternatif. Kalau naik P 9A, dari pintu masuk tol Bekasi Timur, bisa langsung turun di depan gedung kantor lama di kawasan Lapangan Banteng.

Tahun lalu, meskipun pindah kantor, aku juga masih sering naik bus ini. Di awal tahun, saat belum naik jemput aku masih mengandalkan bus ini. Saat sudah naik bus jemputan, kalau ketinggalan, P 9A tetap jadi pilihan. Naiknya tetap dari pintu masuk tol Bekasi Timur, tapi turunnya di Pedati Prumpung. Lalu lanjut ke arah Rawamangun dengan busway atau naik 43 (Cililitan-Tanjung Priok).

Jangan dibayangkan P 9A senyaman AC 05, bus jurusan Bekasi Timur Blok M itu. P 9A ini tidak ber-AC, sering bau rokok dan selalu penuh penumpang. Padahal jarak antara busnya hanya 5-10 menit. Kalau naik dari pintu masuk tol Bekasi Timur, kemungkinan besar pasti berdiri. Kalau pun bisa duduk, ya duduknya yang di dashboard depan pintu masuk depan *kalau diijinkan sopirnya. Yah, memang bus ini rutenya melewati daerah-daerah strategis. Dari terminal Bekasi, Bulak Kapal, lalu masuk tol Cikampek Jakarta melalui pintu masuk tol Bekasi Timur. Selanjutnya mampir ke terminal bayangan Jati Bening, lalu masuk ke tol Wiyoto Wiyono melalui pintu tol Halim. Keluar dari tol melalui pintu keluar Pedati Prumpung, lanjut ke Stasiun Jatinegara, RS Hermina Jatinegara, Matraman, Salemba, Kramat, Atrium, Lapangan Banteng, akhirnya sampai di terminal Pasar Senen. Kalau ke arah Bekasi, rutenya hampir samalah.

Karena non-AC, tarifnya pun terjangkau. Dulu di tahun 2012, sekali perjalanan hanya Rp3.000, lalu karena kenaikan harga BBM jadi Rp4.500. Kalau sekarang satu kali perjalanan tarifnya Rp6.000.

Ok, sekarang sudah sampai Bekasi Timur. Sampai jumpa di ocehan selanjutnya. :)
posted from Bloggeroid

Selasa, 31 Desember 2013

Akhir Tahun, Cuti, dan Liburan

Hiiiiiii!

Rasanya hari ini malas sekali untuk pergi ke kantor. Hujan yang dari semalam turun baru saja berhenti saat ini. Orang-orang di bagianku pun banyak yang mengajukan cuti. Kemarin dan hari ini, aku harus jadi penjaga ruangan. Dari 4 meja yang ada di ruangan, hanya mejaku saja yang berpenghuni. Hanya ada aku di sini. Tapi tetap saja 4 komputer di 4 meja ini harus dihidupkan setiap hari. Komputer pribadi, komputer unutk mencatat semua surat keluar yang sudah ditandatangai atas, komputer untuk menyusun surat internal, dan komputer yang ada printernya. Bagaimana cara kerjaku? Sebisanya. Wkwkwk

Terus kenapa aku juga tidak mengajukan cuti sekalian? Aku sudah mengambil jatah cutiku minggu kemarin. Dari 7 hari jatah cuti, aku mengambil 3 hari saja. Karena ada libur Natal dan cuti bersama, jadinya dapat 9 hari liburlah. Lumayan. Uyey, bisa cuti juga akhirnya, setelah menyandang status CPNS lebih dari satu tahun. :D

Aku pulang ke kampung halaman, Pati, hari Sabtu sore. Sebenarnya bisa saja Jumat malam pulang kantor langsung cus pulkamp. Tapi, hari Sabtu si Nenek transit di Jakarta lumayan lama sebelum lanjut ke Klaten. Lumayanlah kami bisa ketemuan dulu. Selain itu, ada beberapa titipan yang harus dibeli sebelum pulang. Jalan dari kosan jam 2 siang, sampai kosan lagi jam setengah 5 sore. Padahal busnya jalan jam 6 sore. Belum lagi harus nitip motor dulu ke teman.Akhirnya ditelpon deh oleh agen busnya, dikasih tahu bus sebentar lagi berangkat. Ahahaha. Alhamdulillah busnya masih nungu. *Terima kasih kepada bapak agen dan sopir bus.

Aku sampai rumah sekitar jam 7 pagi. Sedikit terlambat dari jadwalnya jam 5 pagi. Selanjutnya, di hari Minggu dan Senin, aku memaksimalkan waktu dengan gegogelaran sambil berusaha mengejar target baca di Goodreads untuk tahun ini. Target untuk tahun 2013 ini memang lebih sedikit dibanding tahun 2012 kemarin. Tapi, di awal sampai tengah tahun ini waktu baca terkonsentrasikan untuk baca modul *diklat yang silih berganti. Jadi di bulan ber-ber *maksudnya September sampai Desember aku baru bisa kejar setoran.

Senin siang, tiba-tiba si Mbak yang di Semarang menelpon, tanya, kapan rencana aku main ke sana. Sebenarnya aku nggak ada rencana main. Tapi sudah lama juga aku nggak main ke Semarang. Yasudahlah, hari Selasa siang aku berangkat ke Semarang, naik bus ekonomi jurusan Surabaya-Semarang. Seslama di Semarang, aku hanya di rumah si Mbak aja, goler-goler baca buku, ngusilij ponakan, ngobrol. Malas jalan karena hujan dan si Mbak pun kurang enak badan.

Rabu siang, aku sudah ada janji dengan Mbak Zahara. Yuhuiiii, kami berencana liburan ke Jogjakarta. Rencananya dari kapan tahu sih ini. Random bangetlah sebenarnya. Waktu itu, aku sedang bosan, ingin liburan. Terlintas di pikiran, partner liburan yang paling tepat ya si Jeung satu ini. Sudah lama nggak ketemu dan main bareng. Tahun depan belum tentu kami bisa liburan berdua, dengan statusnya yang sudah berubah. *Uhuk.

Kami berangkat ke Jogja dari terminal Terboyo sekitar jam 1 siang, naik bus Patas. Sampai di Jogja sekitar jam 5 sore. Setelah aku selesai sholat, kami pun menuju ke hotel dengan Trans Jogja. Ohiya, kami menginap di hotel yang ada di depan JEC, daerah Janti. Sesampainya di hotel, kami mandi lalu makan malam. Ketika baru sampai, kami lihat di sebelah hotel ada 2 warung Soto dan di sebelah JEC pun ada beberapa food court. Rencana awal, kami akan makan di salah satu tempat itu. Tapi, begitu kami keluar dari hotel, warung soto sebelah sudah tutup. Sementara, di food court tidak menu makanan yang menarik. Kami kembali ke hotel, minta tolong si mas resepsionis untuk pesan taksi. Sepuluh menit kemudian, taksi datang. Si Jeung Zahara tetiba pingin makan bakmi Jawa. Bulan Mei, kemarin aku juga ke Jogja dengan orang kantor lama dan kami sempat makan bakmi Jawa. Tapi aku lupa, ehm lebih tepatnya nggak tahu itu di daerah mana. Kami pun bertanya ke Bapak Sopir Taksi, di mana kami bisa makan bakmi Jawa. Kata si Bapak, ke daerah Bintaran saja, ada Bakmi Kadin. Pertanyaan standar selanjutnya, jauh nggak, pak? Kata si Bapak, jauh. Haih! Kami sudah di taksi, buta tentang Jogja, jadinya ngikut aja deh. Dan, tahukah Anda Sodara sekalian, ternyata Janti ke Bintaran itu dekat, 15 menitlah naik taksi.

Tapi perjuangan makan malam ini belum selesai. Ternyata warung Bakmi Kadin ini memang terkenal. Di musim liburan ini, warung itu puenuuh. Meskipun ada beberapa tungku untuk memasak, kami tetap harus menunggu sekitar 1 -1,5 jam. Ok sajalah, kami kan sudah terdampar se"jauh" ini, mau bagaimana lagi. Sambil pasrah menunggu, kami ngobrol, minuman datang, ngobrol, minum, foto-foto, minum, ngemil krupuk, ngobrol lagi, bengong, minuman tinggal setengah. Dan, akhirnya mie nyemek (mie godog dengan kuah yang tidak terlalu banyak) pesanan kami pun datang. Enak nggak? Biasa saja kalau menurutku. Aku malah tergoda dengan mie goreng meja sebelah yang sepertinya lebih mengundang selera.*Ini pendapat pribadi ya. Si Jeung Zahara kan punya maag, karena telat makan, selera makannya pun menghilang karena asam lambungnya naik Dia hanya makan bakminya setengah saja. Selesai makan, kami pun pulang ke hotel.

Ok, selanjutnya hari Kamis. Aku dan Zahara memutuskan untuk ke Keraton. Naik trans Jogja dari depan JEC kode 1b turun di Taman Pintar. Setelah itu kami memilih untuk jalan kaki ke Keraton. Lumayan untuk olahraga. Sebagai pecinta wisata budaya, aku merasa sangat senang sekali bisa berkunjung ke sini. Kami makan siang di Bale Raos yang ada di lingkungan Keraton juga. Sebenarnya aku belum puas sih keliling-keliling, tapi masih ada agenda selanjutnya, belanja di Beringharjo Ahaha. Oiya, kemarin aku sholat Dhuhur di Masjid Gedhe Kauman. Arsitekturnya unik, sangat kental dengan budaya Jawa. Dari kejauhan seperti rumah Joglo yang sangat besar.

Dari masjid, kami menuju ke Malioboro. Mau belanja dong. Kebanyakan sih untuk oleh-oleh buat Mami, mbak-mbak, dan ponakan-ponakan. Untuk Bapak dan mas-mas, aku nggak beli apa-apa, bingung juga mau dibeliin apa. Hihihi. Kami ke Malioboro naik becak. Penuh perjuangan tawar menawar untuk mendapatklan harga yang logis. Kebanyakan tukang becak dan tukang andong memasang tarif yang terlampau tinggi. Begitu dapat becak dengan harga yang ok, kami dipaksa-paksa mampir ke toko bakpia. Si bapak tukang becak harus ditolak beberapa kali baru akhirnya menyerah.

Dari Malioboro kami ke daerah Jogokaryan, naik becak juga, karena susah oi cari taksi di Malioboro apalagi dengan bawaan segambreng. Lagi-lagi, kami harus berjuang untuk menawar harga. Mbak Zahara mau pesan barang di sini . Setelah urusan pesan memesan selesai, kami pun makan malam di Gudeg Sagan. Tempatnya bukan seperti tempat makan gudeg, di halaman rumah yang sebenarnya warung. Tempatnya enak banget untuk ngobrol. Selanjutnya, kami nggak tahu mau ke mana, jalan-jalan aja deh muter-muter Jogja.

Ternyata teman-teman kuliah kami sesama anak Pati juga pulang kampung. Hari Sabtu kami berencana untuk main bareng. Karena tahu aku dan Zahara sedang di Jogja, bocah-bocah ini minta oleh-oleh. Elaaah, kenapa nggak dari kemarin ngomong. Karena kami sayang teman, Jumat pagi sebelum check out, kami rela jalan ke Malioboro lagi untuk beli bakpia. Setelah itu, kami kembali ke hotel, check out, lalu ke terminal Jombor naik Trans Jogja. Rute Trans Jogja ini menurutku agak rumit, muter-muter. Mungkin tujuannya agar para wisatawan bisa keliling Jogja saat naik kendaraan umum ini. Tapi, kalau untuk orang-orang yang sedang dikejar waktu, butuh cepat sampai tujuan, sebaiknya jangan memilih moda transportasi ini.

Dari terminal Jombor ke Semarang, kami naik bus Patas lagi. Sesampainya di terminal Terboyo, sholat, lalu lanjut naik bus Semarang-Surabaya. Aku sampai di rumah sekitar pukul setengah 8 malam. Sementara, jeung Zahara yang rumah di Lasem, baru sampai sekitar jam setengah 9.

Sabtu. Saatnya, kumpul dengan teman-teman kuliah. Mumpung mereka pulang dari berbagai daerah penempatan (Palu, Pangkalan Bun, Bandar Lampung, Jakarta). Kami hanya berkumpul di SMA kami, ngobrol, foto-foto nggak jelas, main basket, main PS. Setelah sore, kami makan makan khas Pati, Nasi Gandhul. Belum pernah nyicip? Enak! :D

Hari terakhir di rumah, Minggu, Mami sudah heboh sejak pagi. Aku harus makan pagi, mandi, lalu segera ke Balai Desa. Ceritanya kemarin ada pemilihan kepala desa. Setelah itu, siap-siap ke kondangan temanny Bapak. Berhubung Bapak jadi panitia pemilihan kepala desa, Mami minta aku untuk menemani, menggantikan Bapak. Pulang kondangan, sholat, packing. Dan tiba-tiba saja, sudah sore, aku harus berangkat kembali lagi ke realita Jakarta. Rasanya, cutinya masih kuraaaang. Huhuhuhu

Ok, then, that's all. See youuu..

PS: Pesan moral:
1. Kalau mau liburan untuk refreshing, sebaiknya jangan pilih waktu musim liburan. Semua lokasi wisata, jadi penuh orang. Jalanan juga macet.
2. Kalau musim liburan, sepertinya lebih enak gegoleran saja di rumah, baca buku, bantu-bantu Mami masak, ngobrol dan memanfaatkan waktu dengan keluarga.
3. Kalau ke Jogja, sebaiknya bawa kendaraan sendiri. Bawa di sini bisa berarti benar-benar bawa milik sendiri, pinjam punya teman/kenalan di Jogja atau menyewa. Karena, public transportation kuran bisa diandalkan. Trans Jogja jalurnya muter-muter, sepertinya hanya petugasnya saja yang paham. Bus jarang keliatan. Kalau taksi, aku tidak mengenali merk taksi yang bisa aku percaya dan agak susah juga menemukannya. Angkot juga sepertinya tidak ada. Untuk becak dan andong, harus "perang" tawar-menawar untuk mendapatkan harga yang masuk akal. *Nggak mungkin kan naik becak Rp50.000?
4. Kalau mau liburan, sebaiknya persiapkan dengan matang. Kalau ada teman di kota tujuan wisata, coba dihubungi dulu. Siapa tahu si teman bisa menjadi tour guide kita. Kalau menurutku sih, liburan terasa lebih nyaman dengan didampingi teman daripada tour guide.
5. Kalau liburan, sepertinya kita tidak usah memakai pakaian yang menunjukkan kita ini wisatawan. inti membaur dengan masyarakat sekitar sih. Kalau bisa, gunakan bahasa daerah setempat. Biasanya cukup berhasil dalam jual beli dan tawar menawar.
6. Uhm.. jangan lupakan oleh-oleh untuk teman dan keluarga, tapi jangan sampai ini juga merepotkan dan mengganggu liburan kita.
Cukup deh ya, sudah kepanjangan. Daaaah...:D

Minggu, 28 April 2013

Dari Gambir, Singgah Rawamangun, Berujung di Inacraft 2013


Hai, hai! Aku mau mengoceh lagi kali ini. Ocehan kali ini tentang kluyuranku Sabtu kemarin. Dari Senin sampai Jumat kemarin, rasanya pekerjaan tidak ada habisnya di kantor. Jadi, weekend itu maunya leha-leha di rumah saja mengistirahatkan badan. Tapi, hari Sabtu kemarin mbak Zahara, sahabatku dari jaman SMA, mau kembali ke Semarang. Kami dari bulan Maret tahun lalu belum ketemu sama sekali, jadinya kemarin selagi ada kesempatan, aku pun meluncur ke Gambir. Mbak Zahara ini baru selesai mengikuti Prajab gelombang 3 di Jakarta selama 3 minggu kemarin. :D

Minggu, 13 Januari 2013

Berhemat di Pesta Buku Murah.. :(

Ironis sekali judulnya. Yup, tapi itu benar-benar terjadi kemarin. Seperti yang aku ceritakan di ocehan sebelumnya (seharusnya ini ditautkan, tapi tidak bisa karena lagi-lagi aku buat post via mobile  phone), kemarin aku berburu ke Pesta Buku Murah dengan dana teurbatas. Huhu..

Penasaran dengan yang aku tetapkan? Hanya Rp50.000,00, kawans. Ini seriusan. Dan aku berbelanja di bawah budget yang aku telah aku tetapkan itu. Antara senang dan sedih ini. Senangnya, aku berhasil untuk menjaga keuangan di posisi yang. Sedihnya, aku belum puaaaas. :(



Ini hasil buruan kemarin.

Seperti yang ada di gambar di atas, kemarin aku hanya berhasil berburu 4 buku saja. Semuanya aku dapatkan dari stand Serambi.
1. Si Cantik dari Notredame. Karangan Victor Hugo, termasuk ke dalam karya klasik. Harganya hanya Rp7.500,00 saja, temans. :O
2. The Phantom of The Opera.
Siapa yang belum pernah dengar judul ini? Pasti semuanya sudah pernah dengarlah ya karena begitu terkenalnya karya ini. Dan lagi-lagi harganya hanya Rp7.500,00. Jadi? Bungkus! :D
3. Pope Joan. Kisah tentang satu-satunya Paus wanita sepanjang sejarah. Aku penasaran dengan ceritanya. Harganya juga hanya Rp12.500,00. Siplah, diambil
4. The Adventures of Tom Sawyer. Lagi-lagi karya lama. Aku memang sedang tertarik dengan novel lama. Dan buku ini dibanderol dengan harga Rp17.500,00.
Nah, silakan ditotal. Hasil belanjaanku hanya Rp45.000,00 di bawah budget yang aku kan? :D

Sebenarnya ada beberapa buku lagi yang ingin aku beli. Dua yang paling ingin aku beli itu Madam Bovary dan A Thousand Splendid Sun yang edisi lama. Madam Bovary bisa dibeli di stand Serambi. Tapi kata mas penjaga stand, stocknya sudah habis. :( Kalau A Thousand Splendid Sun bisa diperoleh di stand Mizan. Ada dua versi, yang lama, dijual dengan harga Rp20.000,00 dan yang baru versi gold edition, didiskon 40% jadinya seharga Rp36.000,00-an. Yah, dengan cerita yang sama, tentunya aku lebih memilih yang versi lama dong. Hihi. Tapi sayangnya, aku kehabisan. Sebelumnya aku sempat memegang buku itu. Tapi, karena aku mau makan siang dulu, aku tinggallah buku itu. Nanti aku balik lagi deh. Tapi setelah aku kembali, bukunya sudah tidak ada. :( Kata mas penjaga stand sebenarnya masih ada beberapa tapi mungkin berserakan ke mana-mana. Kalau mau mencari susah, karena sudah berantakan. Huhu.. selain itu ada beberapa bookset yang kalau dihitung-hitung itu jatuhnya murah, seperti bookset percy jackson dan bookset kumcer pilihan kompas. Tapi kalau melirik dompet, lumayan juga ya jadinya. Hmmm..


Buktinya nih.:)

Ohiya, jadi di acara ini juga diadakan undian yang berhadiah segunung buku. Kupon undian bisa diperoleh dengan menunjukkan struk hasil belanja di acara tersebut. Setiap belanja seharga Rp100.000, bisa akumulasi dari beberapa stand, pengunjung berhak mendapatkan satu kupon undian. Ini juga berlaku untuk kelipatannya lho.


Ini nih hadiah segunung buku. :)

Jadi demikianlah laporan hasil perburuan buku kali ini di Pesta Buku Murah. Ditunggu ya, perburuan-perburuan lain di pameran selanjutnya. Kabarnya beberapa bulan lagi ada Islamic Book Fair. Sepertinya di waktu itu, aku ada agenda untuk diklat.Tapi, semoga saja, aku bisa kembali berburu di acara itu. :)

See you on the next post, guys! :)

Nb:
Acara Pesta Buku Murah itu berlangsung di Istora Senayan pada tanggal 5-13 Januari 2013.
Waktu ke acara ini, aku juga agak sedikit nyesek. Karena beberapa buku yang aku beli di Indonesian Book Fair 2012 beberapa bulan kemarin, di acara ini dijual dengan harga lebih murah. Huhuhuhuu..
posted from Bloggeroid

Sabtu, 12 Januari 2013

Di ac 05

Sekarang aku sedang dalam perjalanan menuju Istora Senayan. Iyup, it's for another book fair, named "Pesta Buku Murah". Sebenarnya dan sesungguhnya keuangan sedang tiris. Seminggu kemarin, aku baru saja beli baju dan sepatu. Bukan karena "pingin", tapi karena butuh (demi kantor baru).Tapi, begitu dengar judul acara pameran buku kali ini, mana bisa aku tahan untuk melewatkan acaranya. Jadi, dibuatlah pos anggaran pengeluaran dadakan sekali untuk bulan ini. Huhu..

Sebenarnya aku janji dengan mas dan mbak dari kantor lama pukul 10.00 ketemu di Istora. Tapi tadi di rumah sedang agak sibuk. Jadi aku baru meluncur jam 10.30 dari rumah.

Kamis, 29 November 2012

Kunjungan ke Gelar Museum Nusantara 2012 "Rumah Peradaban Nusantara"

Alohaiiii... I'm coming back. :D

Seperti yang aku tulis di postingan sebelumnya, aku masih punya cerita tentang jalan-jalan Sabtu kemarin. Yak, silakan disimak ya.

Setelah muter-muter di book fair sampai magrib, aku nggak langsung pulang. Acara jalan-jalanku masih berlanjut. Dari Istora aku jalan kaki menuju ke JCC yang berada juga di komplek Senayan. Jaraknya dekat kok, tapi dengan ransel yang penuh buku, perjalanan jadi terasa lumayan lama. "-__-

Sesampainya di JCC, suasananya masih lumayan ramai. Ternyata di sana sedang digelar 3 pameran:
a. Jakarta Furniture Fair
Dibuka dari tanggal 25 November - 2 Desember 2012. Masuknya gratis (kayaknya)
b. Gelar Museum Nusantara 2012
Digelar dari tanggal 22-25 Desember 2012. Free ticket dong ini.
c. Wedding Celebration Festival 2012
Berlangsung dari tanggal 23-25 Desember 2012. Kalau mau masuk harus beli tiket dulu. Info lengkap lihat di sini atau di sini.

Selasa, 27 November 2012

Indonesian Book Fair 2012 : Report

Halo..halo.. Salam Hari Selasa dari Jekardah! :D
Jadi, bagaimana kabar? Baik kan ya? Ya kan? Ya kan?
Kalau aku sih, meskipun sedang terhantam badai  virus influenza, secara umum aku merasa sangat baik sekali. Suara memang berubah jadi serak-serak becek, tapi hati riang gembira dong. Hahaha

Okok, let's to the the point! Di Selasa siang yang agak mendung ini, aku akan memenuhi janji membuat laporan tentang perburuan buku di Indonesia Book Fair 2012 So, here we go, guys!

Rabu, 21 November 2012

Agenda Weekend Minggu Ini!: Indonesian Book Fair 2012



Alohaaaaa..

Bingung weekend ini mau ke mana? Murung dan merenung di rumah atau main ke mall sih nggak seru. Mending main ke Indonesian Book Fair 2012 aja. Silakan aja ya yang berminat, datang ke Istora Senayan.
Dijamin pasti banyak buku, dengan diskon yang menggiurkan tentunya, dijual ajang yang satu ini. Jadi, ayok, ayok, datang ke Indonesian Book Fair 2012. 

Yang, nggak sempet datang pas weekend, bisa lho datang sekarang. Acara ini diselenggarakan dari tanggal 17 sampai 25 Oktober 2012. :)



Info lebih lengkap tentang jadwal kegiatan, daftar peserta dll, bisa dilihat di sini.

So, enjoy shopping, guys!

Note:
Aku rencananya mau datang dan berburu buku di ajang ini, hari Sabtu besok. Minggu depan kalau tidak ada halangan dan rintangan, aku akan melaporkan hasil perburuanku. Jadi, tunggu saja ya, sodara-sodari! :D

Senin, 22 Oktober 2012

Dari Acara Peringatan Sampai Muter-Muter Timur Jakarta

Hoaaahmmm... Rasanya seharian ini hawanya masih ngantuk. Tidur semalam seperti masih kurang. Iyup, kemarin, hari Minggu, hampir seharian aku jalan ke luar. Lebih tepatnya berangkat dari pagi buta sampai rumah sore, terus dilanjut pergi sampai malam. Capek.

Kemarin, ada acara peringatan yang berpusat di daerah Rawamangun. Peserta diminta untuk datang jam 6 pagi. Hadeeuh...alamat harus bangun pagi banget di hari Minggu ini. Mana tempatnya agak masuk gang pula. Hmmm... Tapi ini tugas yang harus dijalankan sebagai (calon) abdi negara yang baik. Tsaaah..

Setelah, cari-cari info, akhirnya aku menuju ke lokasi peringatan dengan motor. Katanya sih lumayan deket dari Bekasi dan jalannya tinggal lurus aja (via Kalimalang). Tapi kalau ke sana sendirian tetep aja aku masih agak takut nyasar, jadinya aku minta bareng sama temen, anak Bekasi asli, yang tahu jalan ke sana.

Janjian ketemu di depan SMP 2 Bekasi jam 05.00, tapi realisasinya sih jam 05.20an. hahahaha.. Dan memang bener lho, jalannya tinggal lurus aja sampai menthok baru belok dan walaaa...sudah sampai di deket pintu tol Pedati deh. Jalan lurus sedikit lagi sudah sampai di lokasi acara.

Senin, 10 September 2012

Kondangan dan Jalan-Jalan Dadakan ke Waduk Jatiluhur

Kemarin aku dan teman-teman kuliah jalan ke daerah Jawa Barat bagian Barat, daerah Subang dan Purwakarta. Sebenarnya tujuan utamanya adalah menghadiri pernikahan (kondangan) ke tempat teman kuliah kami, di Subang.

Awalnya aku nggak ada niatan untuk hadir. Alasannya karena nggak terlalu kenal akrab dengan si teman itu. Selain itu, aku juga nggak dapat undanganya di Facebook. Kabar pernikahannya juga aku peroleh dari si nenek Ijong dan tante Iko.  Mereka berdua berniat hadir di pernikahan itu, karena yang menikah itu dulu temen sekelas mereka semasa tingkat 3 kemarin. Karena bujuk rayu mereka, akhirnya aku ikut juga. Yaaah, sekalian jalan bertigaan lah. Terakhir kali, kami jalan bertigaan itu kan bulan kemarin, sewaktu bukber. Sudah lumayan lama juga ya, jadi mumpung ada kesempatan jalan bertigaan, hayoklah. :D

Selasa, 24 Juli 2012

Festival Flora Fauna Jakarta 2012

Ohyeaaaah, postingan baru juga akhirnya!

Ok, jadi kemarin aku akhirnya jadi juga mampir ke Festival Flora Fauna (Flona) Jakarta 2012 yang digelar di Lapangan Banteng. Acara ini berlangsung dari tanggal 15 Juni sampai dengan 15 Juli 2012. Tapi, selanjutnya acara ini diperpanjang sampai 5 Agustus 2012.

Nah, aku kemarin ke sana tanggal 16 Juli 2012, Senin minggu kemarin. Sebenarnya hampir tiap pagi aku jalan melewati Lapangan Banteng sih. Tapi kan kalau pagi stand-standnya belum dibuka, jadi itu nggak masuk hitungan datang ke pameran kan ya? ehehehe..

Sebenarnya aku ingin dateng ke Flona itu jauh hari sebelum acara ini digelar. Jadinya, sekitar sebulan sebelum acara ini digelar, sudah ada spanduk gedhe yang dibeber di depan Lapangan Banteng. Aku penasaran seperti apa sih pameran yang setiap tahun digelar di Lapangan Banteng ini. Rasa penasaran semakin bertambah saat stand-stand mulai dibangun. Tapi, karena nggak sempat dan kalaupun sempat, pas istirahat siang, aku malas jalan ke sana, akhirnya baru tanggal 16 kemarin deh aku datang ke sana. Jadi setelah kerjaan beres, sekitar jam 4 sore, aku dan 2 orang teman kantor, meluncur deh ke sana. Hohoho..

Penasaran, seperti apa Flona 2012, silakan cek foto-foto di bawah ini. :)

Kamis, 05 Juli 2012

Terjebak di Kehebohan Kampanye @_@

Ok, langsung saja ya. Sabtu kemarin, aku dan mbak teman kerjaku satu biro jalan ke daerah Kuningan. Kami mau jadi suporter tim futsal biro kami yang melaju ke semifinal di turnamen futsal yang diadakan oleh instansi tempat kami bekerja.

Tujuan utamaku sih sebenarnya bukan jadi suporter, tapi untuk mewujudkan cita-cita naik motor punya sendiri ke Jakarta. :D Konyol memang. Tapi, yah, apa mau dikata, aku nggak mengerti dengan baik jalanan di Jakarta. Ruwet! Jadinya, mumpung ada kesempatan aku langsung jalan deh. :D Aku yang bawa motor, sedangkan si mbak jadi penunjuk jalan. Si mbak satu ini memang sudah canggih dalam urusan seluk beluk jalanan Jakarta. Ok tancaaap!

Kamis, 28 Juni 2012

Jakarta Book Fair 2012

Yuhuuuuiiii, minggu kemarin, aku akhirnya ke Senayan, sodara-sodari, untuk menjalankan niat suci dateng ke Jakarta Book Fair 2012. Ahehehe.. Sejak seminggu sebelumnya aku sudah heboh, pokoknya harus dateng ke pamaeran buku yang satu itu. Sebenarnya aku sedang nggak dalam misi mencari buku tertentu. Misi datang ke pameran ini adalah mencari buku murah. Bukan rahasia umum lagi kan, kalu saat pameran digelar para penjual akan memberikan diskon yang besar. Selain itu, juga ajang pameran ini dimanfaat oleh beberapa penerbit untuk cuci gudang, mengeluarkan stok buku lama mereka. Nah, untuk itulah aku menjadwalkan harus datang di pameran ini.

Datang ke pameran kayak gini, nggak enak kalau sendirian.Sangat dibutuhkan teman untuk diskusi saat kita mau beli barang. Kalau nggak, bisa-bisa kita kalap belanjanya karena ngeliat banyak barang, dalam hal ini buku murah. Setelah rayu sana-sini, akhirnya aku dapat teman ke sana, siapa lagi kalau bukan partner in crime -ku, si tante Iko. :D. Partnerku yang lain, si nenek Ijong, sedang dapat tugas dinas luar ke lain pulau.