Happy
Sunday morning everybody! :D
Di pagi
menjelang siang di hari Minggu ini, aku akan mengoceh tentang kunjunganku ke Islamic
Book Fair 2014 kemarin. Acara ini sebenarnya sudah dimulai sejak akhir bulan
lalu, tanggal 28 Februari 2014.
Tapi,
weekend kemarin aku harus pergi ke Bekasi, si ponakan tercinta ulang tahun.
Setelah itu selama weekday, agak susah mengantur waktunya. Kalau pulang kerja
langsung ke Istora, Islamic Book Fair 2014, lokasi yang ada sampai sana sudah lemas, nggak ada
lagi tenaga untuk berburu buku. Dari hari Rabu sampai Jumat kemarin, aku
menjadi panitia sebuah acara di kantor. Setiap pulang, badan rasanya capek.
Rencana untuk begadang nonton Indonesian Idol hanya mampu bertahan sampai pukul
21.30.
Sabtu
pagi, saat bangun badan rasanya rontok semua. Malas-malasan dulu sampai siang.
Baru setelah makan siang dan sholat dhuhur, aku berangkat ke Senayan. Meskipun
ada motor, aku lebih memilih naik kendaraan umum, lebih santai. Dari kosan,
jalan ke depan gang, naik angkot 02. Selanjutnya aku turun di Arion Mall, lalu
naik busway jurusan Pulo Gadung Dukuh Atas dari halte Pemuda. Busway lumayan
penuh. Hampir semua orang lebih memilih untuk berdiri di dekat pintu. Padahal
mereka sebagian besar turun di pemberhentian terakhir di halte Dukuh Atas. Selain
itu, masih ada saja, laki-laki yang mengantri di pintu depan busway yang
seharusnya dikhusukan untuk perempuan. Nggak ngerti lagilah dengan orang-orang
ini. Ckckck
Setelah
sampai di Dukuh Atas, aku berpindah busway jurusan Kota Blok M. Turun di halte
GBK. Jalan sebentar, sampailah di Istora Senayan. Euforia pameran buku sudah
terasa saat tiba di halte GBK. Banyak mbak-mbak yang berjilbab lebar, bergamis,
dan berkaos kaki. Lihat diri sendiri, lalu merasa saltum. *Kostumku celana
kain, sweater, jilbab paris, sandal gunung, dan tas ransel. >_<
Yasudahlahya,
sudah sampai Senayan ini. Pembagian ruang pameran di di dalam Istora ini agak
berbeda dibandingkan pameran-pameran buku yang sebelumnya. Ada sekat-sekat yang
membuat jadi lebih ribet menurutku. Dan Istora benar-benar penuh siang kemarin.
Untuk jalan ke depan aja susah. Akhirnya, aku memutuskan untuk keluar. Ternyata
di lantai 2 juga didirikan beberapa booth yang menjual aksesoris. Ada yang
menjual pakaian, kaos kaki, jilbab, bros dll.
Dan,
barang pertama yang aku beli di pameran buku ini adalah kaos kaki. *Rp20.000
dapat 3 gitu lhoh. Selanjutnya aku membeli bros dan jilbab. Hadeh, ini mah
bukan ke pameran buku judulnya. Aku pun turun, masuk lagi ke dalam Istora,
meluruskan niat untuk membeli buku.
Lucu kan? Hihihi....
Keliling
dari satu stand ke stand yang lain, tapi aku belum juga tertarik dengan satu
pun buku. Semua buku itu bertema agama. *Yaiyalah, kan judulnya pun Islamic
Book Fair. Tapi, sayangnya aku belum tertarik untuk membaca buku agama.
Daripada mubadzir kan, maksa beli tapi akhirnya nggak dibaca. *Tetiba teringat
kotak pandora di kosan, masih ada beberapa buku yang belum dibaca.
Akhirnya,
sampailah aku di stand Mizan. Dan di sana ada novel! *mata berbinar
Pilah-pilih, bolak-balik. Yang paling menarik adalah Pride and Prejudice-nya
Jane Austeen. Buku ini masuk dalam wish list-ku sejak lama. Tapi belum terbeli,
karena masih mahal, belum turun harga. Ada versi yang murah sih, tapi aku ragu
dengan terjemahannya. Aku lebih prefer yang terbitan Mizan. Nah, di stand Mizan
itu hampir semua bukunya diskon 30%. Yah, dihitung-hitung jadi lumayanlah. Beli
nggak ya? Ini pameran buku Islam lho, masa iya beli novel klasik. Ok, mari
dicek dulu di toko buku online. Harganya masih lebih mahal ternyata. Oklah,
beli saja, mumpung lebih murah. Mbak
kasirnya heran lihat aku beli Pride Prejudice, terserah deh. :D
I do love this novel. XD
Mikir-mikir
lagi untuk mengobati rasa “bersalah” beli novel di pameran buku Islam, aku
sebaiknya beli buku tentang agama deh. Muter-muter lagi. Ada yang harganya ok
*baca murah, tapi isinya kurang ok. Ada yang isinya ok, tapi harganya ratusan
ribu. No! Setelah berkeliling, aku tertarik dengan Al-Qur’an terjemahan yang
kecil ada tajwidnya bersampul ungu di stand Al Maghfirah. Aaaak, aku sudah lama
kepingin Al Qur’an yang seperti itu. Tapiiii, sayangnya tinggal satu dan
kondisinya agak rusak sampulnya. Huhuhu..
Yasudah,
ayok berkeliling lagi. Setidaknya aku ada gambaran untuk membeli Al-Qur’an.
Selama berkeliling itu aku belum juga menemukan Al-Qur’an seperti yang aku
idamkan. Ada yang kecil bersampul ungu, tapi tidak ada tajwidnya. Kalau pun yang ada tajwidnya
dan bersampul ungu, ukurannya besar. Begitu ada yang memenuhi kriteria,
harganya jauh lebih mahal.
Aku
menyerah! Kembalilah aku ke stand Al Maghfirah, mencoba bernegosiasi dengan
penjaga standnya. Nggak apa-apa deh, sampulnya agak rusak, tapi didiskon gitu
untuk kompensasinya. *Otak ekonomis.
Tapi, ternyata tidak boleh. Akhirnya si mbak penjaga stand, memberikan
kartu nama. Aku disarankan untuk membeli yang kondisinya masih ok saja, nanti
dikirim saja ke rumah. Karena kantornya ada di Duren Sawit, kosku ada di
Rawamangun, jaraknya dekat, kemungkinan ongkirnya murah. Oklah kalau begitu.
Oiya, aku akhirnya membeli buku kecil kumpulan dzikir pagi dan sore. Setidaknya
ini bisa dibilang buku agama kan ya? *maksa!
Hari
sudah sore, kaki sudah gempor, tas pun sudah agak penuh, mari pulang. Iya, naik busway lagi. Oiya, berbeda dengan di
halte Pemuda, di halte GBK aku bisa membayar dengan e-money dong. Jadi cukup
taping saja kartu flash BCA di gerbang pintu
masuk, lalu bisa lenggang kangkung masuk dan mengantri menunggu busway. Nggak
ada lagi tuh acara ngantri beli tiket. Hehehe…
Ok,
cukup sekian ocehan kali. Yang berminat untuk mengunjungi Islamic Book Fair2014, hari ini, Minggu, 9 Maret 2014 adalah hari terakhir. Oiya, fyi, di JCC juga sedang digelar beberapa pameran, jadi silakan sekalian mampir saja.
See you,
guys! :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar