Tumben jam segini aku belum bisa tidur. Biasanya sih jam 9 juga mata sudah berat. Sambil goler-goler di tempat tidur, tetiba teringat obrolan tadi siang dengan orang di ruangan.
Cerita awalnya tadi aku nanya tentang service motor. Patokan service motor itu jangka waktu tertentu atau kilometer yang sudah ditempuh. Yah, harap maklum,namanya juga perempuan yang baru pertama punya motor dan hidup jauh dari sanak keluarga. Hehehe.
Sebenarnya beli motornya sudah lama sih, sekitar 2 tahun yang lalu. Tapi jaman masih di Bekasi kan ada si kakak yang memantau keadaan motor. Kalau dikasih tau untuk service, ya motor bawa ke bengkel. Berhubung sekarang jauh dari kakak, ya aku sendirilah yang harus memantau kelayakan motorku.
Ok, ternyata jawabannya patokan service motor itu berdasarkan kilometer yang sudah ditempuh, Sodara Sodari. *Harap dicatat.
Lalu si temen ruanganku nanya,"mbak nia, motornya pake premium atau pertamax?"
Jawabanku, tergantung kapan dan siapa yang ngisi. Yah, kalau temen kosan mah kemungkinan premium. Nah kalau aku yang ngisi, tergantung dana. Ahahaha. Kalau di dompet dana mencukupi, diisi pertamax dong. Tapi kalau sudah tanggal dua, dompet tipis ya dicampur, pertamax dan premium. Hehe. Yah, setidaknya kan nilai oktannya naik. *ngaco
Tapi sekarang nyampur premium dan pertamax agak susah. Karena pom bensin di sekitar wilayah kosan dan kantor itu counternya jarang yang pompa premium sebelahan dengan pertamax. Jadinya pompa pertamax itu di sebelah pertamax plus yang lebih mahaal. Premium di counter sendiri, yang antriannya pasti membludak. *Yaiyalahya, harga premium hampir setengahnya harga pertamax. Nah, kalaupun ada yang premium dan pertamax satu counter, pompa pertamaxnya kosong. Kalau dompet tipis aku sekarang ikutan ngantri deh di counter premium. Hihihi
Nah, kalau teman ruanganku ini lebih ok. Dia selalu pake pertamax. Alasannya karena malas ngantri kalau beli premium, apalagi saat buru-buru. Ehehehe.
Mungkin ini sepertinya terlampau sok idealis. Tapi yuk mulai dari sekarang yang punya motor dan/ atau mobil pribadi, kita kurangi pemakaian premium. Kalau memang bisa ya, gak usah lagi deh pakai premium. Biarkanlah subsidi pemerintah itu tepat sasaran. Kalau merasa kurang mampu, kok ya bisa beli motor bahkan mobil sih? *eh
Ps:
1. Asli ini bukan iklan titipan salah satu BUMN
2. Aku sedang mempertimbangkan untuk membeli BBM di pompa milik asing. Harganya lebih murah beberapa ratus perak sih kemarin dibanding premium *prinsipekonomis
3. Aku nggak suka beli bahan bakar eceran di warung2. Khawatir oplosan, sudah dicampur. Selain itu jatuhnya lebih mahal.*tetepprinsipekonomis :D
Cerita awalnya tadi aku nanya tentang service motor. Patokan service motor itu jangka waktu tertentu atau kilometer yang sudah ditempuh. Yah, harap maklum,namanya juga perempuan yang baru pertama punya motor dan hidup jauh dari sanak keluarga. Hehehe.
Sebenarnya beli motornya sudah lama sih, sekitar 2 tahun yang lalu. Tapi jaman masih di Bekasi kan ada si kakak yang memantau keadaan motor. Kalau dikasih tau untuk service, ya motor bawa ke bengkel. Berhubung sekarang jauh dari kakak, ya aku sendirilah yang harus memantau kelayakan motorku.
Ok, ternyata jawabannya patokan service motor itu berdasarkan kilometer yang sudah ditempuh, Sodara Sodari. *Harap dicatat.
Lalu si temen ruanganku nanya,"mbak nia, motornya pake premium atau pertamax?"
Jawabanku, tergantung kapan dan siapa yang ngisi. Yah, kalau temen kosan mah kemungkinan premium. Nah kalau aku yang ngisi, tergantung dana. Ahahaha. Kalau di dompet dana mencukupi, diisi pertamax dong. Tapi kalau sudah tanggal dua, dompet tipis ya dicampur, pertamax dan premium. Hehe. Yah, setidaknya kan nilai oktannya naik. *ngaco
Tapi sekarang nyampur premium dan pertamax agak susah. Karena pom bensin di sekitar wilayah kosan dan kantor itu counternya jarang yang pompa premium sebelahan dengan pertamax. Jadinya pompa pertamax itu di sebelah pertamax plus yang lebih mahaal. Premium di counter sendiri, yang antriannya pasti membludak. *Yaiyalahya, harga premium hampir setengahnya harga pertamax. Nah, kalaupun ada yang premium dan pertamax satu counter, pompa pertamaxnya kosong. Kalau dompet tipis aku sekarang ikutan ngantri deh di counter premium. Hihihi
Nah, kalau teman ruanganku ini lebih ok. Dia selalu pake pertamax. Alasannya karena malas ngantri kalau beli premium, apalagi saat buru-buru. Ehehehe.
Mungkin ini sepertinya terlampau sok idealis. Tapi yuk mulai dari sekarang yang punya motor dan/ atau mobil pribadi, kita kurangi pemakaian premium. Kalau memang bisa ya, gak usah lagi deh pakai premium. Biarkanlah subsidi pemerintah itu tepat sasaran. Kalau merasa kurang mampu, kok ya bisa beli motor bahkan mobil sih? *eh
Ps:
1. Asli ini bukan iklan titipan salah satu BUMN
2. Aku sedang mempertimbangkan untuk membeli BBM di pompa milik asing. Harganya lebih murah beberapa ratus perak sih kemarin dibanding premium *prinsipekonomis
3. Aku nggak suka beli bahan bakar eceran di warung2. Khawatir oplosan, sudah dicampur. Selain itu jatuhnya lebih mahal.*tetepprinsipekonomis :D
posted from Bloggeroid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar