Minggu, 26 Juli 2020

Kuy, Segera Donor Darah!



Utas ini aku temukan di linimasa Twitter bulan lalu. Sedih deh pas baca. :(
Aku punya saudara sepupu yang anaknya juga mengidap penyakit Thalassemia, jadi aku tahu seberapa besar pentingnya tranfusi darah bagi keberlanjutan hidup pengidap penyakit itu.

Sesaat setelah membaca utas di atas itu aku sebenarnya ingin langsung donor. Dari segi waktu, sebenarnya aku sudah memenuhi syarat untuk donor karena sudah lebih dari 3 bulan sejak donor terakhirku pada bulan Desember tahun lalu.  Namun, ada 2 alasan yang tidak memungkinkan aku untuk donor. Yang pertama karena pandemi COVID-19. Yang kedua karena nggak ada yang nemenin.

Ya, semua sudah tahulah ya, karena pandemi COVID-19 yang melanda, kita semua dianjurkan untuk di rumah aja. Sejak mulai pemberlakuan WFH di bulan Maret lalu sampai akhir bulan Mei, aku mengungsi ke Bekasi. Sepanjang periode itu, aku benar-benar mematuhi anjuran untuk di rumah aja. Aku pergi ke luar rumah hanya untuk keperluan yang mendesak misalnya belanja barang yang nggak mungkin dibeli secara daring dan ambil uang di ATM. 

Ke PMI untuk donor darah, saat itu menurutku bukan masuk ke kategori keperluan mendesak. Pun selama periode di rumah aja itu, entah kenapa tekanan darahku selalu berada di bawah kategori baik. Meskipun sudah makan daging kambing, tetap saja tekanan darahku tidak kunjung kembali ke kondisi baik seperti biasanya.

Nah, untuk alasan kedua, tentu sebagian dari kalian ada yang berkomentar, kok kamu manja banget sih, Nya? Eits, ini ada ceritanya ya. Saat donor terakhir itu ada drama yang terjadi. Setelah donor, aku tuh sempat pingsan di mushola PMI Kramat. Padahal sebelum donor dan sesaat setelah donor aku baik-baik saja lho, nggak merasa pusing atau lemas sama sekalipun. Hasil konsultasi dengan dokter Poliklinik kantor, itu mungkin karena aku langsung sholat sesaat setelah donor. *Iya, aku pingsannya saat sholat Magrib. Karena peristiwa ini, Ibuk selalu mewanti-wanti aku kalau mau donor, harus ada temannya.

Setelah sebulan aku maju mundur mau donor, hari ini aku putuskan untuk donor di PMI Kramat. Sendirian sih karena nggak tahu mau ngajak siapa di kondisi saat ini. Bismillah deh. Aku berpikir, niatku kan baik insya Alloh akan dimudahkan. 

Alhamdulillah, donor hari ini berhasil, gengs. Tekanan darahku oke dan haemoglobin (Hb) pun melewati syarat minimal (lebih tinggi dibanding biasanya malahan. Ehei). Sedikit drama adalah durasi waktu donorku yang lebih lama aja sih dibanding orang lain. Itu terjadi karena alasan klasik sih, pembuluh darahku kecil. *Nggak percaya ya, kalian, aku yang badannya sebesar ini pembuluh darahnya kecil. Wkwk. Aku berharap semoga darahku bisa bermanfaat bagi orang yang membutuhkan.

Nah, selanjutnya aku mau mengajak kalian yang kondisinya memungkinkan untuk ikut berdonor. Kondisi yang memungkinkan tuh gimana sih? Mengutip dari laman PMI Indonesia, syarat kalian bisa donor antara lain, harus sehat jasmani dan rohani; berusia 17 s.d. 65 tahun; memiliki berat badan minimal 45 kg; tekanan darah sistole 100-170 dan diastole 70-100; kadar haemoglobin 12,5 g% s.d. 17,0g%; dan jarak dengan waktu donor sebelumnya adalah 12 minggu atau 3 bulan. Oiya, kalu yang perempuan ada syarat tambahan tidak sedang menstruasi atau hamil atau menyusui. Untuk kondisi memungkinkan yang lain misalnya pengidap penyakit apa yang nggak boleh donor bisa dicek di laman ini ya. 

Ternyata ketika kita mendonorkan darah, kita tuh nggak hanya membantu orang lain lho. Kita juga mendapatkan beberapa manfaat, yaitu menjaga kesehatan jantung dan membuat darah mengalir lebih lancar, meningkatkan produksi sel darah merah, mengurangi risiko kanker, dan yang pasti bisa tahu kondisi kesehatan kita. Fyi, darah yang kita donorkan tuh nggak langsung disalurkan ya. Akan dicek dulu di lab. Jika ada yang bermasalah, darah kita nggak akan disalurkan ke yang membutuhkan. Kita juga akan diinfo oleh PMI tentang masalah tersebut.

Berdasarkan pengalamanku nih ya, ada beberapa tips and trick yang bisa kalian praktikkan terkait donor darah, yaitu:
a. Pastikan kalian tidur yang cukup saat malam sebelum donor dan kalian dalam kondisi sehat wal afiat jasmani dan rohani. Buat yang perempuan, sebaiknya kalian sudah selesai menstruasi seminggu sebelum waktu donor.
b. Makan makanan yang sehat beberapa hari sebelum donor biar kondisi badan dan darah kita tuh oke. Yang langganan hb-nya rendah seperti aku bisa perbanyak makan sayuran hijau, daging merah, atau kacang-kacangan.
c. Sebelum donor pastikan kalian sudah makan dan usahakan banyak minum air putih.
d. Beberapa hari sebelum donor jangan minum obat ataupun vitamin.
e. Kalau bisa jangan datang ke tempat donor darah sendirian, apalagi buat kalian yang baru pertama kali donor. *Kelakuanku yang naik motor sendiri ke tempat donor itu jangan ditiru ya, nggak baik. 
f. Setelah pemeriksaan dokter ok dan kalian bisa donor, cuci dulu ya lengan kalian.
g. Saat donor jangan tegang. Kalu kalian tegang, pembuluh darah akan "sembunyi" dan susah ditemukan. 
Khusus buat kalian yang trauma atau takut dengan suntikan, beberapa hal yang bisa kalian lakukan adalah:
- Nggak usah liat saat petugasnya menusukkan jarum dan saat proses pengambilan darah. 
- Kalian juga bisa bilang ke petugasnya. Biasanya petugas pengambil darah akan membantu kita dengan mengajak ngobrol sehingga fokus kita teralihkan. 
- Tanamkan sugesti ke pikiran kalian, "iya itu jarum emang lumayan besar ukurannya, tapi saat ditusuk itu rasanya seperti digigit semut kok." *Pssst.. ini tuh yang aku lakukan saat donor darahku yang pertama.
- Ikuti instruksi yang dikasih petugas pengambil darah, insya Alloh semua akan baik-baik aja.
- Biar proses pengambilan darah cepat, gerakin jari tangan dengan membuka dan menggenggam karena gerakan ini akan memperlancar aliran darah. Kadang kalu sedang beruntung, kita dapat pinjaman bola lunak dari petugas untuk membantu gerakan jari tangan ini.
h. Sebaiknya kalian ingat tuh, kalian pasnya diambil darah di lengan yang mana. Ada orang macam aku yang lebih baik jika diambil darahnya di lengan kanan karena posisi pembuluh darah di lengan kiriku ada di dalam banget. 
i. Setelah donor kalian sebaiknya:
- Istirahat paling nggak 15 menit ya. Fyi, nggak apa-apa lho kalu kalian tiduran dulu sebentar (5-7 menit) di tempat tidur/velbed sesaat setelah kalian donor. Petugas paham kok kalu kalian butuh istirahat. Setelah itu duduk dulu deh sekitar 10-15 menit.
- Kalu bisa, setelah donor kalian makan sesuatu atau minum susu ya, tujuannya agar kalian bisa segera memulihkan tenaga. 
- Jangan langsung sholat ya manteman setelah donor. Gerakan sholat yang cenderung tiba-tiba bisa membuat badan "kaget" padahal kondisinya kita masih pemulihan.
- Jika setelah donor kalian pusing, bilang ke petugas yang ada, biar kalian bisa segera dapat pertolongan.
- Kalau bisa, sesampainya di rumah kalian langsung tidur deh. 
- Untuk menghindari bengkak di bekas suntikan, kalian jangan angkat-angkat beban yang berat dulu selama 12 jam pasca donor. *Beban hidup yang berat lupain dulu lah.wkwk.
j. Kalu setelah donor, ternyata kalian mengalami hematoma (pendarahan kecil pada permukaan di bawah kulit, karena darah merembes sehingga menyebabkan warna menjadi biru keunguan biasanya setelah 5 jam kemudian), penanganannya bisa cek gambar di bawah ini.



Kalian nggak perlu khawatir dengan penularan COVID-19 di PMI. Berdasarkan pengalamanku tadi, di PMI Kramat diberlakukan protokol kesehatan kok. Di pintu masuk kita akan disambut oleh petugas yang akan mengecek suhu tubuh kita (Udah nggak usah khawatir dengan jidat yang ditembak) dan memberikan formulir untuk kita isi. Formulir ini terdiri dari formulir yang biasanya kita isi untuk donor dan formulir untuk mengecek kondisi kita terkait COVID-19. Di ruang tunggu pun posisi duduknya diatur sehingga kontak fisik dengan pendonor yang lain dibatasi. Setelah pemeriksaan dokter oke, kita akan dikasih masker. Nah, saat di ruangan transfusi kita harus mengganti masker yang kita pakai dengan masker yang baru itu.

Jadi tunggu apalagi nih, manteman? Kuylah segerah donor darah!