Tampilkan postingan dengan label tidak akan terlupakan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tidak akan terlupakan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 31 Desember 2017

Di Akhir 2017

Saat ini tanggal 31 Desember 2017. Nggak terasa ya kita telah berada di penghujung tahun 2017. Besok kita akan memasuki tahun baru, 2018.

Untukku tahun 2017 ini adalah tahun yang penting bahkan bisa dibilang luar biasa. Banyak hal-hal yang berkesan dan capaian penting dalam hidupku yang terjadi di tahun ini.

Yang paling berkesan tentunya adalah kelulusan S-1. Aku pernah janji ke Bapak dan Ibuk untuk segera menyelesaikan pendidikan S-1 begitu aku tamat D-3 STAN. Alhamdulillah di tahun ini aku bisa mewujudkan janji itu. Tapi sayangnya aku nggak bisa memenuhi keinginan Ibuk untuk ikut wisuda karena kesibukan di kantor. Jadwal wisudaku di bulan Oktober kemarin, saat aku sudah kembali ke kantor. :(

Jika ada yang bertanya, dari 2 tahun masa pendidikan S-1, fase mana yang paling berat, aku akan jawab fase skripsi. Kebetulan dosen pembimbingku orangnya cukup susah. Maksudnya cukup susah tuh beliau cukup susah untuk ditemui karena jadwalnya yang padat dan punya banyak bimbingan. Bahkan, jadwal sidang pendadaranku harus diundur karena kesibukan beliau. Selain itu, beliau cukup susah untuk memberikan persetujuan. Akan tetapi, saat sidang, beliau surprisingly bersedia membantu dan bersedia memberikan nilai yang bagus. :D

Selain itu dapat dosen yang cukup susah, aku cukup kesulitan untuk dapat data. Ya, ada sedikit dramalah yang terjadi saat pengumpulan data skripsiku. Namun, yang paling berat adalah melawan diri sendiri. Wkwk. Berat deh rasanya untuk mengumpulkan niat dan semangat menulis dan menghindari godaan nonton drama korea dan ajakan main dari teman-teman. Long story short, alhamdulillah, semuanya sudah terlewati dengan hasil yang memuaskan.

Dengan selesainya pendidikanku dan surat tugas belajar yang juga telah berakhir, aku pun harus kembali ke kantor. Aku tetap ditempatkan di kantor pusat di Jakarta, gedung dan lantai yang juga masih sama. Secara organisasi, aku masih berada di unit eselon II yang sama, tapi bergeser dikit lah, ke unit eselon III yang lain.

Lagi-lagi diperlukan proses adaptasi. Adaptasi pembagian waktu karena ritme kerja yang berbeda dengan ritme kuliah. Adaptasi sikap dari gaya mahasiswa yang santai dan selow ke gaya pegawai yang lebih serius (Rrr.. nggak juga sih. wkwkwk). Adaptasi pola pikir karena pekerjaanku yang sekarang cukup berbeda dengan yang sebelum kuliah. Serta tentunya adaptasi dengan orang-orang baru. Alhamdulillah, sampai saat ini proses penyesuaianku bisalah dikatakan cukup berhasil.

Trus di tahun 2017 tepatnya di bulan Maret aku memutuskan untuk memperbaiki pola hidup. Aku mengubah pola makan dengan lebih memperbanyak asupan sayur dan buah. Selain itu, aku pun berusaha untuk lebih banyak berolahraga. Memang belum maksimal sih, karena aku masih cukup gemuk, tapi berat badanku sudah turun sekitar 15 kg. Yeay!

Sebenarnya aku dan beberapa teman punya beberapa check list yang harus dipenuhi selama kami di Solo. Di akhir-akhir masa kuliah, ada dua check list yang berhasil kami penuhi yaitu nonton wayang orang di Sriwedari dan nonton pertunjukkan sendratari Ramayana di Prambanan. Tapi, masih ada dua check list yang belum sempat kami lakukan yaitu naik kereta api Bathara Kresna dari Solo ke Wonogiri dan naik bus tingkat Gatotkaca. Semoga di lain kesempatan bisa terpenuhi lah ya.

Aku juga berkesempatan untuk mengunjungi beberapa tempat baru di tahun ini. Di awal Januari, seperti yang aku tulis di ocehan sebelumnya, aku sempat pergi ke liburan ke Bali. Di tengah-tengah penyusunan skripsi aku juga sempat main ke air terjun Semawar Sedinding di daerah Tawamangu. Jelang akhir masa kuliah, aku dan beberapa teman pergi ke beberapa pantai di Pacitan (aku rekomendasikan kalian untuk mengunjungi pantai-pantai di Pacitan, worth it!).

Di awal bulan Desember kemarin, aku dapat tugas untuk mengunjungi kota di penghujung timur Indonesia. Yup, Merauke. Jangan bayangkan ya, kota Merauke itu sepi dan rusuh. Fyi, kota Merauke itu seramai kota yang ada di Jawa. Di sana tuh suasananya aman dan damai karena toleransi antar suku dan antar umat beragama yang terjaga dengan baik. Merauke pun memiliki pantai-pantai dengan pemandangan sunset yang kece banget. Aku jatuh cinta dengan pemandangan sunset di sana.

Nah, itulah tahun 2017-ku. Alhamdulillah, sujud syujur untuk semua hal luar biasa yang terjadi di tahun 2017.

Selamat datang 2018. Semoga aku bisa jadi lebih baik dan banyak mimpi dan harapan yang terwujudkan tahun depan.


Cheers!

Selasa, 19 Agustus 2014

Selamat Jalan Pak Tri Rahardi....

Juli 2005 adalah saat aku mendaftar di SMA 1 Pati. Saat itu ada program khusus dari pemerintah pusat yang berjudul SNBI. Iya, jaman tahun segitu baru dirintis tuh SNBI. Hanya ada beberapa sekolah di Jawa Tengah yang menjadi semacam percontohan. Di sekolah-sekolah tersebut hanya ada 1 kelas SNBI saja yang siswa pun lebih sedikit dibanding kelas reguler. Untuk SMA 1 Pati sendiri, kelas SNBI hanya dibuka untuk 24 siswa.

Teman-teman dari SMPku ada beberapa yang mencoba untuk ikut seleksi masuk menjadi siswa kelas SNBI ini. Seleksinya meliputi seleksi tulis dan seleksi wawancara. Aku yang senang ikut-ikutan teman, akhirnya mencoba ikut seleksi masuk SNBI tersebut.

Tesnya gimana tuh? Tes tulisnya semuanya pake bahasa Inggris, Saudara Saudari. Jadi itu ya istilah-istilah semacam percepatan, gaya, berkembang biak dll itu ya dalam bahasa Inggris. Sementara aku selama belajar di SMP kan pakai bahasa Indonesia. Yasudahlah, aku kerjakan sebisaku.

Dan setelah istirahat, lanjut ke tes wawancara. In English? Of course. Deg-degan? Pastinya. Dan giliranku pun tiba. Aku diwawancarai oleh seorang Bapak-bapak yang sudah lumayan tua. Tapi bahasa Inggrisnya jago. Gaya ngomongnya kayak native, nggak ada medoknya babarblas. Beliaulah Pak Tri Rahardi. Guru bahasa Inggris senior di SMA 1 Pati yang mengajar aku dan teman-teman SNBI selama 3 tahun. *Alhamdulillah, akhirnya aku masuk kelas SNBI juga.

Pak Tri, demikian biasanya beliau dipanggil, menjadi wali kelas SNBI saat kelas X. Kami bangga karenanya. Kenapa? Karena Pak Tri ini sangat mahir berbahasa Inggris. Jaman awal tahun 2000an *kalu nggak salah ya beliau pernah mengikuti pertukaran guru ke Australia. Mungkin kalau di Jakarta ini sudah pasti bukan hal istimewa. Tapi ini di Pati, Saudara-Saudari dan di tahun segitu pula, sebuah kebanggaan tersendiri bisa Australia untuk studi banding.

Terus beliau ngajarnya enak nggak? Enak banget dan santai. Cara mengajar beliau sangat berbeda dengan guru-guru bahasa Inggris yang lain. Beliau merupakan guru kami untuk reading and writing. Setiap hari kami selalu mendapatkan PR. Saat beliau mengajar, barulah dikumpulkan. Ya, kami selalu mendapatkan tugas untuk membuat diary setiap hari dalam bahasa Inggris. Nanti Pak Tri akan mengoreksi grammar dan diksi yang kami gunakan. Sederhana tapi sangat bermanfaat. Sampai saat ini kumpulan diary yang aku tulis masih aku simpan di rumah.

Selain itu, terkadang kami diajak ke lab bahasa untuk membaca koran bahasa Inggris tentunya. Iya, sekolah kami memang berlangganan The Jakarta Post. Setiap orang ditugaskan untuk memilih sebuah artikel. Lalu secara bergantian kami maju di depan beliau untuk mengartikan artikel tersebut.

Pernah dengar lagu yang Que Sera Sera? Itu adalah lagu favorit Pak Tri. Dan ada satu ungkapan dari Pak Tri tentang birokrasi Indonesia, kalau bisa dipermudah mengapa harus dipersulit? Ahahahaha.

Pagi kemarin, di grup Whatsapp kelas semasa SMAku ada berita Pak Tri Rahardi meninggal dunia. Innalillahi wa inna ilaihi ro'jiun.

Banyak alumni SMA 1 Pati yang merasa kehilangan dengan kepergian Pak Tri. Beliau merupakan salah satu guru senior dan favorit bagi kami. Ucapan bela sungkawa menjadi status di beberapa akun Facebook alumni.

Selamat jalan, Pak Tri. Semoga Pak Tri mendapatkan tempat terbaik di sisi Alloh, diterima amal baiknya dan diampuni dosa-dosanya. Aamiin.

Ps: Kenapa ocehan ini nggak dibuat dalam bahasa Inggris? Aku nggak siap, Sodara Sodari, grammar udah acak adut. Sekarang sudah nggak sePD dulu kalau nulis in English. Huhuhuhuhuuu

Rabu, 13 Agustus 2014

13 Agustus 2104


1. Sehat dan umur adalah nikmat yang luar biasa. Alhamdulillah, terima kasih Ya Rabb.
2. Ibu, ibu, ibu, dan bapak, terima kasih untuk semuanya selama 24 tahun ini.
3. Terima kasih untuk atasanku, ibu di ruangan, untuk semua bimbingan, arahan, waktu dan ilmu yang telah ibu berikan. Pelukan, air mata, doa dan pesan ibu tidak akan terlupakan.
4. Terima kasih untuk yang ingat. Semoga doa dan harapan kita terwujud. Aamiin.

Minggu, 23 Februari 2014

PNS!



Nama             :  Nia (mau panggil Niun pun bolehlah)
Jenis kelamin  :  Perempuan
Agama           :  Islam
Pekerjaan      :  PNS, ya betul PNS saja tanpa embel-embel C apalagi CC lagi.


Senin, tanggal 17 Februari 2014 kemarin aku dan teman-teman CPNS di lingkungan kantorku mengucapkan sumpah/ janji PNS. Sejak hari itu, resmi kami menyandang gelar PNS. Sebenarnya di Surat Keputusan sebagian dari kami menjadi PNS dengan TMT (Terhitung Mulai Tanggal)-nya 1 Januari 2014. Sebagian lagi, karena beberapa alasan, TMT-nya pada 1 Februari 2014
.

Selasa, 04 Februari 2014

Samapta: Cukup sekali, tapi akan selalu terkenang seumur hidup Part 2#

Hallo. Wuih, cepat ya, sekarang sudah masuk bulan Februari 2014. Diskonan sudah selesai, mari kembali mengencangkan ikat pinggang. *Ngaco

Sesuai dengan judul di atas, aku akan melanjutkan ocehanku tentang Samapta. Iya, sambungan ocehan ini jaraknya terlampau jauh, udah telat bener. Tapi lebih baik telat kan daripada nggak ada kelanjutan sama sekali. *Ngeles.

Pertengahan bulan Januari kemarin, aku sempat jadi panitia penyambutan CCPNS baru di kantor. Karena satu dan lain hal, aku dapat tugas untuk nge-MC stand up comedy di depan. Nggak percaya kan? Sama! Ahahaha.Acara utamanya sih diisi ceramah dari pejabat-pejabat.Nah, di sela-sela acara utama agar peserta tidak bosan, mengocehlah aku dan partners (orangnya ganti-ganti, tergantung sikon) tentang instansi kami. Biar mereka tahulahseperti apa sih instansi tempat mereka akan mengabdi ini, seragamnya bagaimana, kantornya dimana saja, mars nya bagaimana (*malu sangatlah suara fals gini). Dari semua topik, yang paling menyita perhatian adalah tereteeeeng…Diklat Samapta.Semuanya langsung khusyuk kalau kami bercerita dan memutar video Samapta.

Aku pun teringat, kalau ocehan Samaptaku di sini masih nanggung. Jadi,  sekarang ayok dilanjutkan.
Fisik dan material pendukung sudah disiapkan.Dan, tadaaa… tiba-tiba sudah hari Minggu, h-1 Samapta dimulai.Pagi-pagi, dengan diantarkan orang serumah Bekasi, aku menuju pusdiklat, tempat pelaksanaan Samapta.Saat itu, sudah banyak teman-teman seperjuangan yang sudah datang.Kami dikumpulkan di aula untuk melakukan registrasi.Selanjutnya, kami diarahkan panitia untuk melakukan tes kesehatan di poliklinik Pusdiklat.Karena ada sekita 80an ornag peserta, tes ini baru selesai siang hari.Acara setelah itu kosong.Kami baru diminta untuk berkumpul lagi pukul 17.00 WIB.

Sebagian besar teman, memilih untuk pulang ke rumah melanjutkan persiapan yang belum selesai.Sementara aku dan beberapa teman memilih untuk tetap berada di Pusdiklat.Malas pulang lagi, Bekasi jauh. Selain itu, kami pun  ingin mulai beradaptasi dengan barak. Tempat kami bermalam selama Samapta nama aslinya Asrama C, tapi lebih sering disebut barak.  Barak terdiri dari 3  lantai. Setiap lantai terdiri atas satu ruangan besar yang dipenuhi dengan tempat tidur kami, velt bed.Kamar mandi ada di masing-masing sisi kanan dan kiri ruang tidur.Yang laki-laki menempati lantai 1 dan 2, lantai 3 ditempati oleh perempuan.Yah, namanya juga diklat semi militer, sikon pun disesuaikan.Tidak Ac maupun kipas angin.Kalau panas, cukup buka jendela saja.

Pukul 5 sore, para peserta sudah mulai berdatangan kembali ke pusdiklat. Beberapa ibu-ibu, ada yang diantar oleh anak-anaknya yang masih balita.Aih, kasihan sekali mereka, harus berpisah dari ibunya.Tapi ini demi negara, nak. *Tsah. Karena belum ada tanda-tanda apapun dari panitia, kami para peserta pun berfoto-foto, kenang-kenangan sebelum Samapta, selagi masih kinclong tampangnya.

Baru setelah sholat Magrib, kami dikumpulkan di ruang makan.Nah, di sinilah, pertama kalinya aku dan teman-teman bertemu dengan pelatih. Selama diklat ini berlangsung kami akan dibimbing dan dilatih oleh tim pelatih dari militer. Deg-degan lho aku saat itu.Yakan, sebelumnya belum ada sejarahnya aku berhubungan dengan bapak dan ibu berseragam loreng ini.Apalagi suasana di ruang makan pun menjadi senyap. Oiya, kami makan dengan tata cara disiapkan sebelum dan sesudah makan. Yang membuat stres adalah katanya kami harus menghabiskan semua makanan kami.Dan, saat itu kami mendapatkan menu makanan nasi kotak yang porsinya besar sekali.Alamak, bagaimana ini ceritanya harus abis, mana pelatihnya mengawasi pula.Tapi, akhirnya karena sudah kenyang sangat, aku tidak menghabiskan makananku.Lirik punya teman semeja pun mereka tidak habis.

Setelah makan malam, kami dikumpulkan di aula.Kami dibariskan sesuai dengan kelas.Ada 3 tiga kelas, aku termasuk dalam kelas C. Ada beberapa pengarahan dari panitia dan latihan upacara pembuka.Nah, di sinilah aku dan teman mulai berkenalan. Kami memang satu instansi, tapi kan kantorny tersebar di mana-mana, jadi wajarlah kalau banyak yang belum kenal. Apalagi aku dan beberapa teman yang baru saja pindah instansi. Setelah itu, ada pembagian keperluan diklat yaitu 2 stel seragam PDL, satu pasang sepatu PDL, kaos kaki, kaos, kopel (sabuk besar), topi, tali kaos kaki, ransel dan tempat air minum. Selama Samapta, kami memakai seragam PDL, bentukannya miriplah dengan seragam satpam. Malam itu kami juga diajari untuk memasang tapi sepatu PDL agar mudah saat memakai dan membukanya.Oiya, kami pun diharuskan untuk mengumpulkan semua alat komunikasi. Selama diklat berlangsung, kami tidak diperkenankan untuk menggunakan alat komunikasi apapun, kecuali keadaan darurat.Selanjutnya, kami diminta untuk kembali ke barak.Yak, ini malam pertama tidur di velt bed.Nyaman kok, tapi tetap lebih enak tempat tidur sendiri.:p

Bagaimana kegiatan selama Samapta? Tunggu saja di ocehan selanjutnya. 
See youuu....

Kamis, 22 Agustus 2013

Dance Together Seize our Dreams

Hi.. Hi.. I'm coming back dear readers.. Selagi masih bulan Syawal, mohon maaf lahir batin atas segala salah dan khilaf ya, Sodara-Sodari, para pembaca ocehanku. :)

Sudah cukup lama juga ya, aku tidak mengoceh di sini. Hampir 3 bulan aku menghilang dari peradaban blog. Sebenarnya aku tidak sepenuhnya menghilang dari blog. Iya, memang benar aku tidak membuat ocehan. Akan tetapi, terkadang aku masih mengunjungi blog, sekedar menengok jumlah pembaca ocehan di sini ataupun jalan-jalan ke blog tetanngga (blog walking).  Bukan, aku bukan malas menulis. Bukan pula, aku tidak mempunyai bahan untuk diocehkan. Sebenarnya ada banyak bahan ocehan yang sangat ingin aku ocehkan, tapi aku tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menyusunnya menjadi sebuah ocehan yang layak ditampilkan di sini. Sebagai gantinya, aku membuat ocehan sepanjang 148 karakter di sosial media sebelah. :D

Mengapa aku tidak mempunyai cukup waktu untuk menulis sebuah ocehan? Alasannya adalah kemarin aku kembali memperoleh surat tugas untuk menjalankan sebuah tugas negara. Tugas negara ini berjudul Diklat Teknis Substantif Dasar. Sebuah diklat yang hukumnya lumayan wajib diikuti oleh setiap pegawai instansi tempatku mengabdi sekarang. Di diklat ini, para peserta dibekali dengan pengetahuan dasar tentang tugas pokok dan fungsi instansi kami.

Untuk diklat ini, lagi-lagi aku harus diasramakan. Durasi diklat cukup lama, 9 minggu 2 hari. Akan tetapi, diklat ini tidak "seberat" Samapta kok. Kegiatannya sebagian besar dilakukan di kelas, yah beda tipis dengan kuliahlah. Jadwal harian kami, para siswa, bangun pagi, sholat subuh lalu senam pagi mulai pukul 05.00. Setelah senam pagi, kegiatan pembersihan dan persiapan untuk makan pagi. Makan pagi dilaksanakan di ruang makan, tentunya dengan tata cara diduduksiapkan terlebih dahulu. Setelah itu, apel pagi sebelum masuk kelas. Untuk perpindahan dari ruang makan ke lapangan tempat apel pagi, kami harus berjalan sambil berbaris rapi. Setelah apel pagi selesai, kami menerima materi dari para pengajar, sebagian besar ada para widyaiswara. Waktu istirahat hanya saat snack pagi, ishoma siang, dan snack sore.


 Saat pelajaran, kami sering mengantuk. Untuk menghilangkan kantuk, kami biasanya makan permen. Salah satu permen yang populer di kalangan siswa DTSD angkatan 3 adalah permen ini. Tahukan permen apa ini? yak, ini permen yang akan meledak-meledak di mulut saat kita makan. :D


Seusai pelajaran, para siswa diwajibkan untuk mengikuti apel sore. Setelah itu kami kembali ke asrama menunggu waktu makan malam. Makan malam dilaksanakan seusai sholat magrib. Setelah makan malam, kegiatan bebas, sebagian dari kami belajar, tapi yang lain ada yang refreshing dengan menonton TV, mengobrol, main game bahkan ada yang tidur. (Aku sih jelas masuk kategori yang refreshing. wkwkwk). Sebelum tidur malam, kembali kami diwajibkan untuk mengikuti apel malam. Itulah kegiatan harianku dan teman-teman selama mengikuti DTSD.

Setiap hari Rabu sore, kami, para siswa memperoleh izin pesiar dari pukul 17.30-21.50 WIB (setelah apel sore sampai sebelum apel malam). Sementara untuk akhir pekan, kami diliburkan tidak ada kegiatan belajar. Kami pun diizinkan untuk bermalam di luar asrama pusdiklat. Untuk mengisi liburan ini, terkadang aku pulang ke rumah Bekasi. Di lain waktu, aku tetap tinggal di asrama, bermain badminton atau pergi bersama teman-teman. Oiya, berbeda dengan Samapta, kami para siswa DTSD diperbolehkan membawa alat komunikasi (mobile phone dan sejenisnya).

Aku dan teman-teman sangat menikmati DTSD. Kami banyak belajar ilmu baru yang sebelumnya sangat asing bagi kami. Kami pun semakin memahami bahwa tugas pokok instansi sangatlah vital. Yang paling berkesan tentunya adalah saat kami melakukan praktik kerja lapangan (PKL). Ada 3 tempat PKL yang dapat dipilih (pada praktiknya kami dipilihkan oleh panitia penyelenggara sih. :D) Kebetulan aku mendapatkan tempat PKL di kantor pelayanan terbesar. Benar-benar sebuah pengalaman yang berharga untukku, karena selama ini kan aku hanya bertugas di kantor pusat saja, belum tahu keadaan di lapangan.

Akan tetapi tentunya dikecualikan dari menikmati DTSD adalah saat menjelang ujian. Jadwal ujian kami memang 1 atau 2 ujian dalam 1 hari. Akan tetapi, setelah ujian selesai, kami harus menerima materi lagi.Bisa dibayangkanlahya, ketika masih terpikirkan ujian yang baru saja berakhir, pikiran harus dimasuki materi baru. wkwk Di beberapa waktu, ujian dijadwalkan pada hari Kamis, jadi ya agak mengganggu waktu untuk pesiar. Hahaha.
 
Sebagian dari peserta diklat ini merupakan teman-teman seangkatanku. Sebagian lagi adalah senior-senior, sesama pindahan dari kantor lama. Meskipun beberapa dari kami baru saling mengenal, atmosfer kebersamaan tetap terasa selama DTSD ini. Teman-teman,dimanapun dan kapanpun kalian berada, ingatlah bahwa kita adalah DTSD tahun 2013 angkatan 3. Let’s Dance Together, Seize our Dreams. :)

Minggu, 28 April 2013

Pra Jabatan: Setelah Lama Dinanti, Akhirnya Datang Juga


Halohai, kawans! Kali ini aku akan memenuhi janjiku di ocehan sebelumnya. Yup, aku akan menceritakan tugas negara yang telah aku laksanakan dari tanggal 18 Maret sampai dengan 5 April 2013 lalu.

Tugas negara ini judulnya Diklat Prajabatan, biasa disingkat Prajab. Hukumnya wajib diikuti oleh semua CPNS. Karena diklat ini merupakan salah satu syarat bagi CPNS untuk dapat diangkat menjadi PNS. Kemarin aku mengikuti Prajab di Jakarta gelombang 2. Selama 3 minggu, aku dan peserta lain diasramakan di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, tepatnya di Wisma Duta Wiyata. 

Selasa, 12 Maret 2013

Samapta: Cukup sekali, tapi akan selalu terkenang seumur hidup Part 1#


I’m coming back guys! :D

Yaheii, seperti yang aku ocehkan di post sebelumnya, selama 5 minggu, kurang lebih 35 hari aku akan menghilang dari peradaban demi menjalankan tugas negara. Jadi apa kabarku sekarang? Alhamdulillah, aku telah menjalankan tugas negara dengan sukses. So proud of myself. Wkwkwk.

Sekarang seharusnya aku sudah nyenyak terlelap. Tapi, tadi sesaat sebelum terlelap, aku membuka mobile phone, membaca beberapa post blog teman-teman via Google Reader. Tidak sengaja menemukan post ini yang ditulis oleh Icha,temanku seperjuangan dalam melaksanakan tugas negara kemarin. Setelah membaca post Icha, rasanya aku jadi ingin mengoceh di sini, membagi pengalaman selama menjalankan tugas negara. Jadi, mari silakan disimak ocehan malamku ini,

Tugas negara yang harus aku jalankan itu bernama SAMAPTA. Apakah itu? Arti kata samapta sendiri adalah siap siaga.  Sedangkan secara istilah, seperti yang telah aku sebutkan di ocehan sebelumnya, Samapta adalah sebuah diklat dasar yang hukumnya wajib untuk dilaksanakan oleh setiap pegawai di kantorku yang baru. Saat pertama kali tahu bahwa aku dipindahkan ke kantor baru ini, Samapta adalah hal pertama yang terlintas di pikiranku. Astaga, aku harus ikut Samapta?! Aku masih ingat, tahun lalu aku terperangah saat membaca tulisan Dien, teman seangkatan yang mengikuti Samapta. Tahun ini aku sendiri yang akan mengikuti Samapta? Unbelievable!

 Jangan dibayangkan diklat ini seperti diklat lain yang sangat membutuhkan otak. Dalam Samapta yang lebih dibutuhkan adalah otot dan karakter yang kuat.Inilah yang membuatku agak khawatir. Mengapa? Sebab selama ini dengan badanku yang sebesar ini,aku tidak pernah memiliki catatan yang memuaskan di bidang olahraga.  Sewaktu SD aku selalu menjadi juru kunci saat lari. Sewaktu SMP dan SMA aku juga selalu mendapatkan nilai yang pas-pasan di mata pelajaran olahraga. Semasa kuliah adalah masa yang menyenangkan karena tidak ada mata kuliah olahraga di STAN. Jadi, wajarkan kalau aku agak ragu ketika berhadapan dengan Samapta?

Tapi, mau tidak mau, suka tidak suka, aku harus menjalani Samapta. Jadi, begitu ada pengumuman jadwal Samapta yang akan aku ikuti, aku mulai mempersiapkan fisik. Selama kurang lebih 10 hari sebelum hari H baik hari kerja maupun hari libur, aku memaksa diri untuk jogging setiap pagi.  Tujuannya agar badanku tidak kaget ketika harus melakukan kegiatan fisik yang berat. Pada awalnya memang berat. Kakiku sakit, sulit untuk berjalan, kaget karena sebelumnya lama sekali tidak digunakan untuk lari. Tapi, alhamdulillah, perlahan-lahan kakiku mulai beradaptasi, mau diajak berlari. :D

Selain persiapan fisik, persiapan material pun tidak boleh terlupakan. Sejak H-7, aku dan teman-teman pindahan dari kantor lama yang dijadwalkan untuk mengikuti Samapta bersama-sama, heboh mempersiapkan barang-barang yang harus dibawa. Berbekal informasi dari senior dan teman-teman di kantor, kami mulai membeli berbagai jenis barang, kaos training, celana training, tali sepatu, pakaian dalam (disposable pants penting untuk dibawa) obatan-obatan, alat mandi. Untuk obat-obatan selain obat-obatan pribadi, yang harus dibawa adalah minyak tawon dan bedak gatal.  Persiapan material ini cukup menguras kantong. :(

Hoahm.. untuk sementara sampai di sini dulu ocehanku. Sudah saatnya aku tidur, besok aku harus bangun pagi, agar tidak tertinggal bus jemputan. Sampai jumpa di post selanjutnya, sambungan dari ocehan malam ini. See youuu.. J