Minggu, 02 Maret 2014

Di P 9A

Sekarang aku ada di atas P 9A. Dulu hampir setiap pagi aku naik bus jurusan Senen Bekasi Timur ini. Dulu di tahun 2012, untuk pergi ke kantor lama, bus ini adalah salah satu moda transportasi alternatif. Kalau naik P 9A, dari pintu masuk tol Bekasi Timur, bisa langsung turun di depan gedung kantor lama di kawasan Lapangan Banteng.

Tahun lalu, meskipun pindah kantor, aku juga masih sering naik bus ini. Di awal tahun, saat belum naik jemput aku masih mengandalkan bus ini. Saat sudah naik bus jemputan, kalau ketinggalan, P 9A tetap jadi pilihan. Naiknya tetap dari pintu masuk tol Bekasi Timur, tapi turunnya di Pedati Prumpung. Lalu lanjut ke arah Rawamangun dengan busway atau naik 43 (Cililitan-Tanjung Priok).

Jangan dibayangkan P 9A senyaman AC 05, bus jurusan Bekasi Timur Blok M itu. P 9A ini tidak ber-AC, sering bau rokok dan selalu penuh penumpang. Padahal jarak antara busnya hanya 5-10 menit. Kalau naik dari pintu masuk tol Bekasi Timur, kemungkinan besar pasti berdiri. Kalau pun bisa duduk, ya duduknya yang di dashboard depan pintu masuk depan *kalau diijinkan sopirnya. Yah, memang bus ini rutenya melewati daerah-daerah strategis. Dari terminal Bekasi, Bulak Kapal, lalu masuk tol Cikampek Jakarta melalui pintu masuk tol Bekasi Timur. Selanjutnya mampir ke terminal bayangan Jati Bening, lalu masuk ke tol Wiyoto Wiyono melalui pintu tol Halim. Keluar dari tol melalui pintu keluar Pedati Prumpung, lanjut ke Stasiun Jatinegara, RS Hermina Jatinegara, Matraman, Salemba, Kramat, Atrium, Lapangan Banteng, akhirnya sampai di terminal Pasar Senen. Kalau ke arah Bekasi, rutenya hampir samalah.

Karena non-AC, tarifnya pun terjangkau. Dulu di tahun 2012, sekali perjalanan hanya Rp3.000, lalu karena kenaikan harga BBM jadi Rp4.500. Kalau sekarang satu kali perjalanan tarifnya Rp6.000.

Ok, sekarang sudah sampai Bekasi Timur. Sampai jumpa di ocehan selanjutnya. :)
posted from Bloggeroid

Tidak ada komentar: