Kamis, 29 November 2012

Kunjungan ke Gelar Museum Nusantara 2012 "Rumah Peradaban Nusantara"

Alohaiiii... I'm coming back. :D

Seperti yang aku tulis di postingan sebelumnya, aku masih punya cerita tentang jalan-jalan Sabtu kemarin. Yak, silakan disimak ya.

Setelah muter-muter di book fair sampai magrib, aku nggak langsung pulang. Acara jalan-jalanku masih berlanjut. Dari Istora aku jalan kaki menuju ke JCC yang berada juga di komplek Senayan. Jaraknya dekat kok, tapi dengan ransel yang penuh buku, perjalanan jadi terasa lumayan lama. "-__-

Sesampainya di JCC, suasananya masih lumayan ramai. Ternyata di sana sedang digelar 3 pameran:
a. Jakarta Furniture Fair
Dibuka dari tanggal 25 November - 2 Desember 2012. Masuknya gratis (kayaknya)
b. Gelar Museum Nusantara 2012
Digelar dari tanggal 22-25 Desember 2012. Free ticket dong ini.
c. Wedding Celebration Festival 2012
Berlangsung dari tanggal 23-25 Desember 2012. Kalau mau masuk harus beli tiket dulu. Info lengkap lihat di sini atau di sini.

Dari ketiga pameran tersebut aku memilih untuk mengujungi Gelar Museum Nusantara 2012. Kalau ke pameran furniture aku kurang tertarik. Sedangkan kalau ke pameran tentang pernikahan, masuknya harus bayar tiket (uang sudah tiris gegara dari book fair). Lagipula yang masuk ke sana itu pasangan-pasangan yang sudah siap nikah.:p Sementara kalau ke gelar museum masuknya geretongan . Selain itu, aku juga memang tertarik dengan sejarah, museum dan sejenisnya. 

Banner di bagian depan, dekat pintu masuk.
Tema gelar museum tahun ini adalah "Ruah Peradaban Nusantara"

Gelar museum ini diadakan di hall Cenderawasih, posisinya di tengah-tengah, diapit oleh dua pameran yang lain. Setelah melewati pintu masuk aku menuju ke meja informasi. Oleh petugas yang berjaga, aku diberi rangkaian acara gelar museum dan dipersilakan untuk mengambil post card (iya, ini juga gratisan lho). 


Jadi mumpung gratisan, aku ambil 6 macam post card dengan gambar yang berbeda. *Maruk :p

Selanjutnya, aku masuk ke ruang utama pameran. Di pintu masuknya aku disambut dengan fogging wave. Bagus! Serasa akan memasuki sebuah lorong waktu. :D Begitu memasuki ruang utama, terhamparlah rangkaian sejarah peradaban manusia di Indonesia. Dimulai dari zaman pra sejarah (dari zaman berburu dan meramu, bercocok tanam sampai perundagian). Selain artefak-artefak bukti sejarah, pengunjung juga disuguhi dengan diorama dan film dokumenter tentang masa pra sejarah.
 Informasi dan diorama tentang masa berburu dan mengumpulkan makanan.

 Perhiasan dan kapak-kapak, artefak dari zaman pra sejarah

Nekara dan moko.
Patung Perunggu

Melangkah lebih jauh, pengunjung akan disungguhi dengan benda-benda masa sejarah. Dimulai dari zaman kerajaan Hindhu Budha, kerajaan Islam, masa perjuangan melawan penjajah sampai dengan masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Selain itu, juga tersedia 2 buah layar besar yang menayangkan dokumentasi masa perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa.

 Kipas dari emas *kalu nggak salah 

Miniatur kapal dari Sulawesi *kayaknya

 Patung garuda

 Miniatur kapal dari Sulawesi lagi

Biola W.R Supratman  

Diorama perjuangan dan tandu Panglima Besar Jenderal Sudirman. Terlihat seorang anak yang sedang mengamati objek ini. 

Suasana ruang pamer utama saat aku berkunjung. Suasananya lumayan sepi. Meskipun demikian, para pengunjung banyak mengajak anak-anaknya. 

Apa hanya sebatas ini saja? Tidak dong! Masih ada stand dari beberapa museum. Di dekat meja informasi ada stand dari museum Kesehatan dan museum Harry Dharsono. Dengan sangat memalukannya, aku tidak tahu siapakah Bapak Harry Dharsono itu. Dari penjelasan penjaga stand museumnya, aku baru tahu kalau beliau merupakan perancang busana yang multi talenta. Busana rancangan beliau bahkan pernah dikenakan oleh mendiang Putri Diana. Beliau juga terampil memainkan beberapa jenis alat musik. Info lebih lanjut tentang Museum Harry Darsono bisa dilihat di sini.

Ohiya, panitia juga menyediakan sebuah stand untuk menonton tayangan Proklamasi Kemerdekaan di ruangan berbentuk lingkaran dengan layar 360 derajat penuh.
*Ini fotoku di ruangan tersebut. 

Termyata, di lantai bawah juga ada stand museum-museum lain dari seluruh Nusantara. Diantaranya Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri, Museum Sonobudoyo Jogjakarta, Museum Kapuas Raya Kalimantan Barat, Museum Sulawesi Selatan, Museum Polri, Museum Layang-Layang dll. Sayangnya,  aku salah waktu. Saat aku berkunjung, hampir seluruh stand sudah tidak dijaga.  Saat itu memang sudah sekitar pukul 20.00. Hanya di stand beberapa museum saja yang masih ada petugas penjaganya. Di antaranya di stand Museum Bank Indonesia dan Museum Bank Mandiri. 
Stand-stand museum yang sudah sepi ditinggal penjaganya

 Secara keseluruhan ada 200 museum yang ikut berpartisipasi dalam gelar museum ini.

Sertifikat dari UNESCO untuk pengakuan La Ligo, cerita rakyat dari Sulawesi Selatan. 
Tasnya bagus. :) (Kayaknya ini dipajang di stand museum dari Aceh)

Secara umum, acara ini sangat bagus. Aku sangat terkesan. Sesuai dengan slogannya (Rumah Peradaban Nusantara), mengunjungi pameran ini kita seperti diajak masuk ke sebuah rumah besar untuk melihat berbagai macam peninggalan sejarah dari hampir seluruh Nusantara. Dan kita bisa menikmatinya secara GRATIS. Sayangnya, informasi tentang acara ini sangat minim. Promosi yang dilakukan tidak segencar promosi book fair dan pameran wedding preparation. 

Semoga tahun depan diadakan lagi acara serupa dengan promosi yang lebih gencar tentunya. Karena acara ini sangat bermanfaat untuk membuka mata kita, terutama generasi muda, tentang sejarah bangsa Indonesia. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Betul bukan?

Aku berkunjung ke Gelar Museum Nusantara lho. *tetep eksis doong, meskipun tampang udah lecek. :p

PS: Info lebih lengkap tentang Gelar Museum Nusantara 2012 bisa dicek di sini.

2 komentar:

Ny. Auliya mengatakan...

heh kamuuuu.... aku ngiri! ihiks :')

btw sama siapa Ni ke sananya?

Anonim mengatakan...

ahahahaha
sama temen kantor, mbaknya.. :D