Alohaaa.. Ini sudah seminggu dari postingan terakhir ya? Dari kemarin sebenarnya ada beberapa topik yang mau aku ocehkan. Tapi lagi-lagi mandeg di tengah, hanya berakhir di
draft saja, belum laik untuk dipublikasikan. Wkwk. Tapi (lagi) kan kasihan kalau blog ini dicuekin. Yaudahlah aku
re-
post aja tulisan lamaku yang sebelumnya aku
post di
Notes Facebook.
Tulisan ini merupakan sebuah resensi atau
review (*boleh nggak sih disebut begitu) dari novel Bidadari Bidadari Surga karya Tere Liye. Yang sudah baca, silakan dibaca lagi untuk
refresh ingatan kalian. Yang belum baca, silakan dibaca biar tahu jalan ceritanya. Mengapa? Karena sebentar lagi film dengan judul yang sana dengan novelnya, Bidadari Bidadari Surga.
So, enjoy it, guys! :)
Tere Liye. Seorang penulis yang namanya tidak asing lagi di telinga pecinta novel. Beberapa buah novel best seller telah berhasil dihasilkannya, Moga Bunda Disayang Alloh, Hafalan Sholat Delisa (novel yg mebuat aku jatuh cinta dgn tulisan Tere Liye..^^), Sang Penandai (yg sudah dicetak ulang), Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (masuk novel favorit sepanjang masa-ku..^_^), Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah (terbit awal tahun kemarin dan aku punya), Negeri Para Bedebah (lumayan masih baru terbit, aku belum punya "'-_-) dan beberapa judul lainnya.
Ok, mari membahas Bidadari Bidadari Surga.
"Dan sungguh di surga ada bidadari-bidadari bermata jeli (Al Waqiah: 22).
Pelupuk mata bidadari-bidadari itu selalu berkedip-kedip bagaikan sayap burung indah. Mereka baik lagi cantik jelita. (Ar Rahman: 70).
Suara Mamak berkata lembut saat kisah itu diceritakan pertama kali terngiang di langit-langit ruangan: bidadari-bidadari surga, seolah-olah adalah telur yang tersimpan dengan baik (Ash-Shaffat: 49)...."
Sepenggal dongeng yang selalu dikisahkan oleh Mamak Lainuri kepada anak-anaknya. Mamak Lainuri seorang ibu yang harus berjuang sendiri untuk merawat dan menghidupi anak-anaknya,Laisa, Dalimunte, Wibisana, Ikanuri, dan Yashinta. Bukan merupakan tugas yang mudah tentunya. Beruntung Mamak mempunyai Laisa, anak sulung dalam keluarga, yang rela berkorban dan berjuang demi keluarga.