Senin, 08 Oktober 2012

The Help, Sepenggal Cerita tentang Para Pembantu, Majikan Putih, dan Keberanian

Judul :The Help
Pengarang : Katryn Stockett
Penerbit : Matahati
Tebal : 522 Halaman
Tanggal Tebit : 25 Mei 2010

Sampai dengan tahun 1960an, di Amerika Serikat terutama di bagian selatan masih menganut pembedaan antar ras yang ketat. Rasisme benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ras kulit putih dan ras kulit hitam dipisahkan oleh batasan yang sangat jelas. Dari daerah pemukiman, sarana kesehatan, tempat berbelanja, tempat ibadah, sarana pendidikan dan perpustakaan, semua dibedakan. Bahkan toilet untuk majikan kulit putih pun dibedakan dengan pembantu kulit hitam. Tentunya kebutuhan untuk kulit putih lebih diutamakan dari kulit hitam. Pada tahun 1960an itulah, mulai terdengarlah suara yang menuntut persamaan hak antara kulit hitam dan kulit putih. Martin Luther King merupakan tokoh yang ternama dari aksi ini.



Novel The Help, Sang Pembantu, mengangkat tema tersebut. Di novel ini, Kathryn Stockett, mengambil setting kota Jackson, negara bagian Missippi sekitar tahun 1962 sampai dengan 1963. Sudut penceritaan diambil dari sudut pandang para tokoh utama di novel ini. Tokoh utama pada novel ini sendiri ada 3 orang, Aibelleen Clark, Minny Jackson dan Euginia "Sketeer" Phelan.

Aibeleen dan Minny adalah dua orang sahabat. Keduanya merupakan dua orang pembantu kulit hitam. Aibeleen, bekerja di keluarga Leefolt, mengasuh May Mobbley, anak pasangan Elizabeth dan Raleigh Leefolt. Berbeda dengan pembantu kulit hitam yang lain yang akan bekerja menetap sampai tua pada suatu keluarga kulit putih, Aibeleen memilih untuk fokus mengasuh para bayi. Saat bayi-bayi itu tumbuh menginjak usia anak-anak, dia akan berpindah ke keluarga kulit putih yang lain. May Mobbley merupakan bayi asuhan Aibeleen yang ke-17. Dengan bijaksana, Aibeleen selalu menanamkan sikap dan sifat baik pada setiap bayi yang diasuhnya. Hal ini sangat berlainan dengan para ibu kulit putih yang cenderung mengabaikan anaknya dan lebih mementingkan kehidupan dan perkumpulan sosial mereka.

Sementara Minny Jackson, digambarkan berperawakan pendek dan gemuk, terkenal dengan kelezatan masakannya yang sudah diakui di seluruh wilayah Jackson. Namun, sayangnya dia bermulut besar yang menyebabkan dia sering sekali berganti majikan kulit putih. Terakhir, dia bekerja pada Celia Foote, wanita kulit putih yang tidak populer dan menjadi musuh bebuyutan Hilly Holbrook, pemimpin Liga Jackson Junior, perkumpulan sosial wanita-wanita kulit putih. Minny Jackson sendiri bersuamikan seorang pemabuk yang gemar memukulinya.

Euginia Phelan adalah seorang wanita kulit putih berusia 22 tahun anak dari pemilik perkebunan kapas. Euginia lebih dikenal dengan nama Sketeer karena berbadan tinggi dan mempunyai kaki yang panjang seperti nyamuk (sketeer). Skeeter baru saja kembali dari Ole Miss, setelah menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi. Saat sampai di rumahnya, dia dikejutkan dengan menghilangnya Constantine Bates, pembantu kulit hitam yang mengasuhnya dari kecil.

Skeeter bersahabat dengan Elizabeth Leefolt dan Hilly Holbrook. Namun, Skeeter dengan kedua sahabat dan wanita muda pada umumnya di zaman itu. Mereka pada umumnya mengimpikan lelaki kaya sebagai suami dan sebuah keluarga yang bahagis. Sementara Sketeer mengimpikan untuk mampu menulis dan menjadi seorang jurnalis.

Aibeleen, Sketeer, dan Minny, tiga wanita dengan latar belakang yang berbeda bergabung untuk menulis kisah kehidupan para pembantu wanita kulit hitam yang bekerja pada majikan kulit hitam. Dari buku inilah terungkap berbagai pengalaman unik para pembantu kulit hitam. Penuturan Aibeleen tentang Miss Lefolt yang mengabaikan May Mobley, kisah Louvenia tentang kebaikan majikannya Miss Lou Anne, kisah Skeeter dengan Constantine, Hal Buruk Mengerikan yang dilakukan Minny kepada Miss Hilly dan kisah beberapa pembantu kulit hitam lain akhirnya terangkum dalam satu buku yang berjudul Sang Pembantu.

Pecfecto!
Itu pendapatku untuk novel satu ini. Siapapun tidak akan mengira bahwa ini merupakan debutan dari Kathryn Stockett. Settingnya dipaparkan dengan sangat baik. Gaya penceritaan pun sangat mengalir. Meskipun aku membaca secara terpotong-potong, tidak dalam satu waktu, aku tetap dapat menikmati alur cerita yang disuguhkan. Sudut pandang dari tiga tokoh utama tidak mengganggu alur penceritaan. Pembagian cerita yang disusun dengan sangat baik. Novel ini sangat amat disayangkan untuk dilewatkan.

Karena aku membaca versi terjemahan, tidak lupa aku mengacungkan 2 jempol untuk penerjemah novel ini,  .Hasil terjemahannya enak dibaca, tidak terkesan kaku sama sekali.

Note :
Pertama kali lihat buku ini sekitar 2 tahun yang lalu di Gramedia Bintaro Plaza. Saat itu, buku ini memang baru saja diterbitkan, jadi sedang gencar-gencarnya promosi. Covernya bagus. Tapi saat itu aku belum tertarik dengan buku ini. Lebih tepatnya belum tertarik dengan genre-nya, yang mengangkat masalah sosial.

Beberapa bulan yang lalu, saat mulai aktif di Goodreads, tidak sengaja melihat buku ini. Dan apa yang aku lihat? Its rating is 4.44 star from 5 stars-grade. Uwow!! The highest rangting I've ever seen. It's the fisrt reason why I am attracted to this book. Alasan keduanya, aku sempat melihat film dengan judul yang sama dengan novel ini, The Help. Fyi, it's really great film! Usut punya usut, ternyata film ini diangkat dari novel The Help karya Kathryn Stockett . Aku jadi semakin penasaran dengan novel ini. Aku harus baca dan punya novel ini!

Beberapa kali berkunjung ke Gramedia di beberapa kawasan (Matraman, Mall Metropolitan Bekasi, dan Central Park), aku tidak menemukan novel ini. Sepertinya memang sudah ditarik dari pasaran deh ini, aku pasrah. Tapii, ternyata beberapa bulan yang lalu saat sedang browsing buku di Bukukita.com , novel ini ada dan harganya didiskon 50% (Rp89.000 jadi Rp44.500). How lucky I am! :D

Akan tetapi karena banyaknya buku yang menumpuk hasil belanja di Pesta Novel Gramedia, Jakarta Book Fair, dan minjem ke perpustakaan gedung depan, jadinya baru sekarang deh aku selesai baca novel ini. :D


“You is kind. You is smart. You is important.” 
Sebuah pesan yang ditanamkan Aibeleen pada May Mobley. Pesan yang sama yang harus kita tanamkan dalam diri kita.




Tidak ada komentar: