Eid Mubarak 1433 H!
Taqabballahu minna wa minkum, shiyama wa shiyamakum.
Mohon maaf lahir dan batin atas segala salah dan khilaf.
Alhamdulillah, aku bisa merayakan Idul Fitri di rumah. Senang rasanya bisa berkumpul bersama kedua orang tua dan keluarga tercinta di hari nan fitri.
Seperti biasa, ada berbagai macam tradisi yang dilakukan untuk merayakan hari raya Idul Fitri. Salah satunya adalah makan ketupat. Pada umumnya, di berbagai daerah di Indonesia, tradisi makan ketupat ini dilakukan pada hari H Idul Fitri. Nah, kalau di daerah tempat tinggalku, tradisi makan ketupat ini dilakukan pada "Bodho Kecil" (Artiya Lebaran Kecil), sekitar seminggu setelah hari H Lebaran. Ketupat ini biasanya dimakan dengan opor ayam. Untuk camilannya, biasanya dibuat "lepet". Ini adalah semacam makanan yang dibuat dari beras ketan, kelapa parut, dan garam yang dibungkus ke dalam janur dan diikat dengan "tutus" (tali dari rautan bambu). Selanjutnya, "lepet" ini, seperti ketupat, direbus sampai matang.
Untuk kulit ketupat sendiri, keluargaku biasanya membuat sendiri dari janur(daun kelapa yang masih muda). Sejak kecil, aku sudah diajari Bapak untuk membuat ketupat dengan beraneka ragam bentuknya.
Kemarin, waktu di rumah, aku sempat membuat ketupat. Penasaran dengan bentuk-bentuk ketupat yang aku buat? Simak gambar-gambar di bawah ini. :)
Ini bentuk dasar untuk membuat ketupat. Biasanya disebut "Lakaran".
Namanya "Kupat Kepis" (Kepis itu semacam tempat ikan yang dibuat dari anyaman bambu). Beberapa orang ada yang menyebut ketupat ini "Ketupat Bawang".
Katanya sih ini namanya "Kupat Kodok". Sekilas memang tampak seperti katak yang jongkok sih ya.
Ketupat ini namanya "Kupat Simpel". Ini ketupat yang paling gampang banget dibuat.
Asumsi ngaco: Simpel itu plesetan dari bahasa Inggris-nya gampang, simple. :p
Asumsi ngaco: Simpel itu plesetan dari bahasa Inggris-nya gampang, simple. :p
Yang ini namanya "Kupat Luar". Bentuk ini yang paling susah dibuat. Aku juga baru bisa buatnya kemarin itu. :D
Jenis ketupat ini mungkin yang paling sering kita temui.
Di tempatku, namanya ini "Kupat Sintho". Nggak tau ini namanya dapat dari mana.
Yang ini "Kupat Kukusan". Kukusan itu alat untuk menanak nasi secara tradisional yang terbuat dari anyaman bambu.
Kumpulan ketupat. :D
Terus bagaimana dengan lepetnya? Silakan disimak.
Ini isi lepet yang masih mentah. Beras mentah (sebelumnya direndam dulu beberapa jam), parutan kelapa, dan garam. Di beberapa daerah ada yang mencampukan dengan kacang merah.
Ini lepet yang sudah dibungkus dan siap direbus.
Aku baru bisa buat lepet juga kemarin lho. Susah juga ternyata
Tahun ini di rumahku, tradisi makan ketupat dan lepetnya dilakukan pada H+3. Yah, karena aku harus ke Jakarta dan mbakku harus balik ke Semarang. Nggak keburu lagi nunggu "Bodho Kecil". Yang pasti makan ketupat dengan opor bebek dan lepet buatan ibu ituuu...nikmat sekaliiii rasanya. :)
Ok, sampai ketemu di postingan selanjutnya. :)
2 komentar:
Waaah... gw baru tau ternyata lo jago bikin ketupat.. Kenapa gak bilang dari dulu? Kan bisa tuh kita bisnis ketupat sayur sambil kuliah. wkwkwkk
Nggak ada kata telat untuk memulai, tante..
Sekaran aja yok bikin.
Gw yg buat ketupat, lu ama nenek bagi tugas deh, bikin sayur ama jualan. wkwkwk..
Posting Komentar