Sabtu, 09 April 2022

Perjalanan Lanjut Kuliah Lagi: Bagian 3 Beasiswa Ministerial Scholarship (MINTS) - Seleksi Administrasi dan Seleksi Tertulis

 Aloha! 

Setelah jeda terlampau panjang karena banyak hal yang harus diselesaikan akan ku lanjutkan lagi ocehan tentang perjalananku lanjut kuliah.

Setelah gagal di tahap Psikotes seleksi beasiswa FETA pada 2020, semangatku lanjut kuliah baru muncul lagi di tahun 2021. Di awal tahun sempat terpikir untuk ikut seleksi beasiswa Fullbright yang ditawarkan oleh pemerintah Amerika Serikat. Namun, karena berbagai macam alasan mulai dari nggak ada ide bikin essay dan tetiba banyak kerjaan (sebenernya karena niat yang kurang mantab aja sih) aku tak jadi mendaftar. Yasudahlah, aku akan daftar di penawaran beasiswa yang selanjutnya saja pikirku saat itu.

Ternyataaa, di akhir bulan Februari 2021, ada penawaran beasiswa Ministerial Scholarship (MINTS) Tahun 2021 dari Pusat Pengembangan SDM (PPSDM) BPPK yang ditujukan untuk pegawai Kementerian Keuangan. Yup, ini adalah bentuk baru dari beasiwa FETA yang aku ikuti di tahun sebelumnya. Di penawaran ini ada 2 hal yang berbeda dibanding tahun sebelumnya, antara lain:

1.  Syarat pendaftar adalah pegawai yang masuk ke dalam kelompok pegawai potensial yaitu 

talent sesuai dengan ketentuan Manajemen Talenta di Kemenkeu (menempati box 7/8/9 pada tahun berjalan dan/atau satu tahun sebelumnya) 

- pegawai teladan/berprestasi/terbaik (level Kementerian/ unit eselon I)

- pegawai yang aktif dalam penelitian/ publikasi ilmiah (jurnal atau media nasional)

- pegawai dengan prestasi khusus (level regional/nasional/internasional)

- pegawai kreatif/inovatif.

2. Perguruan tinggi tujuan harus masuk dalam peringkat 30 terbaik by subject menurut lembaga pemeringkat di antaranya (namun tidak terbatas pada) QS, THE, dan ARWU.

3. Seleksi akademik melalui tes yang diadakan oleh PPSDM, tidak bisa submit skor TPA Bappenas dan TOEFL/IELTS seperti di seleksi FETA 2020.

Untuk syarat pegawai potensial aku memilih untuk masuk ke kriteria kreatif/inovatif dan prestasi khusus. Nah, untuk kampus 30 besar ini aku agak kerepotan karena aku baru menentukan jurusan saat ada penawaran beasiswa ini. Jika di seleksi FETA 2020 aku berencana mengambil jurusan Administrasi Publik, untuk seleksi MINTS aku berpindah haluan ke Manajemen SDM dengan pertimbangan bahwa jurusan tersebut berkaitan langsung dengan bidang kerjaku saat ini. Nanti saat menyusun essay dan wawancara bisa lebih mudah menyusun argumen.  Karena aku berencana mengambil masa studi 2 tahun, maka aku memilih kampus tujuan di Amerika Serikat. Aku cek satu-satu deh tuh kampus-kampus di US yang menawarkan program studi Manajemen SDM yang masuk dalam peringkat 30 terbaik. Jujur ini agak tricky karena jarang ada lembaga pemeringkat yang secara spesifik mengkategorikan Manajemen SDM, kebanyakan hanya memiliki kategori Manajemen aja. Selain itu, nggak semua kampus yang masuk program Manajemennya masuk ke peringkat 30 besar itu yang memiliki jurusan Manajemen SDM. Hadeeeh.

Seperti yang aku ocehkan sebelumnya, jangan pernah lengah dan menggampangkan seleksi administrasi. Jika persyaratan kurang lengkap, bisa banget peserta dinyatakan tidak lolos di tahapan ini. Kasus yang sering terjadi adalah kurang cap dan tidak melampirkan bukti sebagai pegawai potensial. Untuk pegawai potensial, tidak cukup hanya dengan melampirkan surat pernyataan yang ditandatangani minimal eselon III. Perlu ada pendukung ya, manteman misalnya piagam kejuaraan, keputusan sebagai pegawai teladan, atau tulisan yang terpublikasi di jurnal/ media nasional. Cek dan ricek, pastikan jangan sampai ada salah ketik di setiap surat-surat pendukung dan tentunya baik-baikin atasan agar dapat tanda tangan di surat-surat yang dibutuhkan. 

Tahapan yang selanjutnya adalah seleksi akademik. Untuk MINTS 2021, seleksi ini diadakan di PKN STAN dan 11 Balai Diklat Keuangan. Lokasi ini bisa dipilih sebelumnya oleh para peserta. Agar tetap menerapkan protokol kesehatan dan menghindari kerumuman, seleksi ini diadakan selama beberapa hari. Oiya, seleksi ini seperti seleksi akademik FETA yang aku ikuti tahun sebelumnya yang terdiri dari tes kemampuan bahasa asing (TKBA) dan tes potensi akademik (TPA). Namun, kali ini tes diadakan menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT) dan 2 jenis tes dilaksanakan di satu hari yang sama.

Untuk menghadapi tes ini, aku mempersiapkan diri dengan BELAJAR sejak adanya pengumuman penawaran beasiswa MINTS. Aku usahakan meluangkan hampir setiap malam sepulang kerja dan saat akhir pekan untuk belajar bahasa Inggris dan TPA secara bergantian. Untuk TKBA aku belajar dari buku TOEFL Preparation, sedangkan untuk TPA aku belajar dari buku kumpulan soal USM STAN. Karena saat itu pekerjaan sedang seru-serunya, aku merasa persiapanku kurang maksimal. Malam sebelum ujian aku sempat down karena belum siap dan takut tidak lolos. Akhirnya aku telpon Bapak Ibu dan kakakku untuk meminta dukungan moral. Huhuhu.

Hari ujian pun tiba. Oiya, aku dapat lokasi di PKN STAN dengan jadwal di hari terakhir seleksi akademik. Karena jarak yang lumayan jauh dan khawatir kena macet, aku berangkat dari kos pukul 5 pagi. Aku sampai di PKN STAN tuh jam 6 pagi dan termasuk peserta yang datang awal. Lebih baik kepagian deh, daripada telat terus nantinya gagal fokus saat ujian. 

Secara umum, aku bisa mengerjakan soal-soal yang diujikan dengan lumayan lancar. Menurutku dan beberapa teman yang pernah mengikuti seleksi FETA sebelumnya, soal tahun 2021 level agak sedikit lebih ringan dibadingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian, untuk hasilnya aku pasrah aja kepada Alloh. Kalu untukku ini lebih mudah, tentu peserta yang lain pun merasakan yang sama kan. Apalagi beberapa peserta seleksi adalah teman-teman di angkatanku saat DIII, dengan capaian IPK yang sangat lebih tinggi dibandingkan aku. 

Hari pengumuman seleksi akademik pun tiba. Seharian aku tuh nggak tenang. Eh, pengumumannya muncul setelah jam kerja dong ya. Alhamdulillah, aku lulus di tahapan ini. :D

Beberapa hal yang mungkin diperhatikan oleh manteman para pegawai Kemenkeu yang berniat mengikuti seleksi beasiswa MINTS 2022 (barusan dibuka nih, pengumumannya bisa dilihat di sini) untuk seleksi admnistrasi dan seleksi akademik adalah:

1. Perhatikan tanggal batas pendaftaran baik di unit eselon I maupun di Semantik. 

2. Cek, cek, dan cek berkas kelengkapan sebelum minta tandataangan ke atasan, sebelum dikirim ke PIC di unit eselon I, dan sebelum diunggah ke Semantik. Jangan sampai ada salah ketik, kurang cap, lupa materai dll. Terkait syarat pegawai potensial nggak hanya surat pernyataan yang ditandatangani minimal eselon III, tapi harus ada bukti lampirannya. Kalu merasa perlu, minta orang lain untuk bantu mengecek, biasanya semakin banyak mata yang melihat, bisa lebih teliti.

3. Jangan jadi deadliner, untuk antisipasi ada kekurangan berkas. 

4. Bulatkan tekad dan niat. Kalu ingin ikut seleksi dan dapat beasiswa jangan hanya FOMO karena teman seangkatan/ bestie/ gebetan ikutan. 

5. Benar-benar sisihkan waktu untuk BELAJAR. Klise memang, tapi ini memang penting, wankawan. Kecuali kalian sudah yakin bahwa kalian pintar bahasa Inggris dan jago TPA. Untuk TKBA kalian bisa belajar buku preparation TOEFL ITP, sedangkan TPA bisa belajar dari USM PKN STAN dan TPA Bappenas. Kalu ada waktu, coba tes TOEFL dan/atau TPA Bappenas. 

Oiya, kenali tipe belajar kalian ya. Kalu aku tipe orang yang sampai H-30 menit sebelum ujian masih belajar, tapi ada juga orang yang H-1 harus menenangkan diri nggak belajar

6. Kalu ada hal-hal yang tidak jelas, jangan ragu untuk bertanya ke sumber-sumber terpercaya misalnya PIC tugas belajar di unit eselon I masing-masing atau ke akun Instagram @obrolanbeasiswa yang dikelola oleh PPSDM.

7. Saat seleksi akademik, jangan sampai telat datang di lokasi. Ini bisa mempengaruhi mental dan kesiapan diri (kalu aku sih gitu ya). Malam sebelum seleksi akademik, jangan sampai begadang, agar saat hari H fresh.

Wokeideh, manteman, demikian ocehan kali ini. Tunggu kelanjutan cerita perjalananku untuk kuliah lagi di ocehan selanjutnya. Dadaaah! 


Tidak ada komentar: