Pertengahan bulan Agustus 2014 itu kemarin, Jumat, 15 Agustus 2014.
Seperti yang aku ocehkan di sini, ada 3 atasanku yang mutasi. Big Boss mutasi ke Medan, menjadi kepala kantor di Belawan. Bapak kasi (kepala seksi) I promosi ke timur Indonesia, menjadi kepala kantor di Ternate. Awalnya, hanya beliau berdua saja yang mutasi, 2 atasan yang lain nggak. Karena masih ada beberapa PR yang diselesaikan terkait peraturan baru. Eh, ternyata, jelang lebaran muncullah surat keputusan mutasi untuk para kepala seksi. Daaaan, the one and only ibu atasan di ruangan ternyata mutasi juga. Beliau ini kepala seksiku langsung.
Sedih nggak beliau pindah? Banget! Begitu baca surat keputusan itu, automatically keluar air mata. Langsung Whatsapp si Ibu. (Iya, si Ibu memang gaul,nggak hanya BBMan saja, tapi Whatsapp-an juga). Dibalas deh sama beliau, kalau beliau juga nggak tahu kok bisa pindah. Aku juga dinasehatin jangan sedih, harus terus belajar, lanjutin pendidikan, loyal dengan atasan baru dll.
Si Ibu ini seperti ibunya ruangan. Ya kan satu-satunya atasan perempuan. Khas ibu-ibu gitu, beliau kadang cerewet, "Nia kamu itu jangan gitu, harusnya itu seperti ini." Yang pasti beliau ini pintar dan cerdas. Banyak ide brilian yang muncul dari si Ibu. Menyiasati aplikasi yang belum selesai dan manajemen arsip adalah contoh dari ide beliau. Beliau juga sangat teliti. Konsep surat hampir selalu mendapat koreksi kalau diajukan ke Ibu. Sesuatu yang luar biasa saat kita mengajukan konsep surat dan langsung disetujui tanpa coretan dari Ibu. Aku selalu ingat ajaran Ibu dalam menyusun surat. "Nia, kalau kamu buat konsep surat harus terstuktur. Jabarkan dulu di awal permasalahan.Baru selanjutnya kamu masukkan tanggapan atau pendapat kamu tentang permasalahan itu." Dan tentunya beliau orang yang perfeksionis. Pernah suatu kali, setelah dua atau tiga kali revisi, konsep surat yang aku ajukan disetujui beliau. Ternyata saat tanda tangan, tidak sengaja tangan beliau mengenai tanda tangan yang tintanya masih basah. Muncullah semacam coretan di dekat tandan tangan beliau. Ibu langsung meminta aku mengganti konsep surat yang itu.
Ibu sudah bertugas di bagian kami selama kurang lebih 3,5 tahun. Sudah sangat akrab dengan orang-orang ruangan. Nggak jaim. Ketawa, becanda, dan ngobrol ya biasa aja, seperti dengan temannya.Bahkan pernah beliau ikut makan reriuangan bareng ibu-ibu di ruangan. Ehehehe. Aku meskipun baru menjadi staf beliau selama 5 bulan terakhir pun sudah merasa dekat. Sering diajak diskusi, cerita, dan tentu dimotivasi untuk sekolah lagi.
Kemarin adalah hari terakhir Ibu di ruangan kami. Sebelum pulang kami seruangan berkumpul di ruangan di lantai 1. Dimulai dengan aku potong kue ulang tahun *Iyes, guweh potong kue ultah lho, strawberry curd :9. Seharusnya kan Rabu kemarin, tapi kan banyak yang puasa Nyawal jadinya Jumat deh. Biasanya kan potongan pertama buat Big Boss, tapi kemarin potongan pertama untuk Ibu. Baru deh yang kedua untuk Bapak Big Boss. Muehehehehe. Setelah itu penyerahan kenang-kenangan dari kami untuk Ibu oleh Bapak Big Boss. Setelah nrima hadiah, Ibu diminta untuk berbicara. Suasanan sudah mulai haru tuh. Ibu berkaca-kaca. Aaahhh... sedih. Ibu menyampaikan terima kasih untuk orang ruangan, minta maaf, dan berharap semoga ke depan bagian kami menjadi lebih baik. Lalu adalah yang nyeletuk, "Ayok, Nia ngomong. Kan stafnya Ibu." Heh? Aduh kenapa aku? Dipaksa-paksa oleh yang lain. Aselik speechless akuuuuh. Yang ada malah tes..tes.. tes... nangis guweh. Akhirnya aku pun cuma bisa bilang terima kasih ke Ibu dan mendoakan Ibu selalu sukses.Aamiin
Lalu, ada bapak-bapak yang sudah lama di bagian kami untuk memberikan kesan pesan. Daaan, si bapak langsung buka kacamata, beliau juga terharu dong, air mata juga keluar dong. Aku antara terharu dan pingin ketawa. Karena si bapak ini biasanya kan galak dan tegas gitu kan, eh, ternyata ikutan nangis juga. Ehehehe. Lalu ada lagi kesan pesan dari bapak-bapak yang sudah senior. Yang ini mah kita ketawa-ketawa aja. Lalu Bapak Big Boss menutup memberikan kesan pesan. Beliau mengatakan meskipun baru 1,5 bulan memimpin kami, beliau bisa merasakan kebersamaan kita dan keharuan di acara pelepasan Ibu. Terakhir Ibu salamanlah sama orang-orang ruangan. Paa aku dan Ibu berpelukan, aku nangis kenceng. Masih belum percaya Senin depan Ibu sudah nggak ada di ruangan. Padahal hari Rabu kemarin kita sudah peluk-pelukan sambil tangis-tangisan di ruanganku. Tapi tetap saja masih sulit berpisah dengan Ibu. Huhuhuhu..
Sekali lagi, aku ucapkan terima kasih untuk Ibu yang cantik, pinter, dan baik hati untuk seluruh ilmu, ajaran, bimbingan, dan kebersamaan selama ini. Semoga Ibu semakin sukses. Aamiin.We do really love you Ibu.:*
Senin depan ada 2 atasan baru di ruangan. Semoga beliau-beliau juga sebaik Ibu dan Bapak atasan yang sebelumnya. :)
PS: Sebenarnya ingin menampilkan foto saat perpisahan kemarin. Tapi, si Zanfone 5 nggak mau nyambung dengan laptop, "-__- Belum nemu caranya biar mereka bisa akur. :(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar