Minggu, 21 September 2014

Sabtu di Bintaro

Judulnya sok-sokan agak mirip dengan novel terbarunya Adhitya Mulya, Sabtu Bersama Bapak. (Aku sudah punya lho. Recomended. Silakan dibaca sendiri kalau nggak percaya)

Yuhuiii, apa kabar September? Ahaha, ini ocehan pertama ya di September 2014. Akhir-akhir ini memang aku sedang mood baca buku dan malas menulis. Mau bagaimana lagi, target 60 buku di Goodreads Reading Challenge 2014, baru tercapai 30an buku. Begitu memasuki bulan ber-ber langsung deh tancap gas baca buku lagi, biar targetnya bisa tercapai.

Tapi, tetiba sore ini saat blogwalking jadi keingat belum mengoceh sama sekali bulan September ini. Yasudah, aku bukalah si Dell setelah sekitar 3 minggu ini aku anggurin. *Saking fokusnya baca buku sampai di Dell aku cuekin. Wkwkwk

Yosh, aku mau mengoceh tentang kunjunganku kemarin ke Bintaro mengunjungi rumah baru Tante Iko dan suaminya, Oom Pam. Akhir Agustus kemarin mereka pindahan ke rumah baru yang masih tetap di deket-deket kampus di daerah Bintaro sana. Kepinginnya waktu pindahan itu datang ke sana, tapi aku ada lembur dadakan gitu saat weekend selama 2 minggu berturut-turut. *Demi negara Indonesia tercintah. Terus weekend kemarin ada panggilan ke Bekasi. Baru sempatnya weekend ini deh main ke sana.

Dari Rawamangun ke Bintaro kan dari ujung timur ke ujung barat daya Jakarta, biar lebih nyaman aku memilih untuk naik KRL. Dari kos aku naik angkot 02 (Pulo Gadung-Kampung Melayu via Rawamangun), turun di stasiun Jatinegara. Lanjut naik KRL jurusan Kota turun di stasiun Manggarai, pindah ke KRL Bogor/Depok lalu turun di stasiun Tanah Abang. Sebenarnya dari Jatinegara ada sih KRL yang langsung ke Tanah Abang (Jatinegara-Depok atau Jatinegara-Bogor), tapi muter jauh lewat Kampung Bandan dulu.Dari stasiun Tanah Abang, aku pindah KRL jurusan Serpong, turun di stasiun Pondok Ranji. Dari stasiun Pondok Ranji jalan bentar ke perempatan dekat Bintaro Plaza. Lalu lanjut naik angkot D22. Panjang yak? Iyes. Karena ini kali pertama aku ke daerah rumah baru Tante Iko, aku sempet nyasar dong. Untungnya si Tante akhirnya menjemputku dengan si Kebo *motor sejuta kenangan Tante Iko.

Sesampainya di rumah Tante Iko sudah pukul 13.30an, padahal aku berangkat dari kos pukul 9an lho. Untungnya Tante sudah selesai masak, jadi begitu datang, cuci tangan dan kaki langsung makan siang deh aku bersama si Tante dan si Oom. Kemarin aku disuguhi Sop Ayam khas Klaten, resepnya dari Ibu Mertua si Tante. Rasanya enyaaaak. :p

Setelah makan siang dan sholat Dhuhur, aku disuguhi berpuluh-puluh jilbab oleh Tante Iko. Yuhui, si Tante jualan jilbab, Sodara-Sodari. Si Tante jualannya secara on line di Instagram (silakan cek @laiqashop untuk lihat koleksi jilbab jualan si Tante) dan Facebook (Yang nggak punya Instagram seperti aku, silakan cek fan page Laiqashop). Karena saking banyaknya aku sampai bingung milih yang mana. Bagus-bagus dan murah meriah pula. *Akhirnya aku kalap milih 2 jilbab segi empat dan 2 pashmina. Hihihi.

Begitu sore, karena si Oom pergi futsal, si Tante mengajak aku jalan-jalan ke mall baru di kawasan Bintaro.Yuhui, Bintaro Exchange. Waktu kondangan ke Tangerang, beberapa bulan lalu, lihat mall ini dari tol itu kelihatannya besar banget. Dan memang bangunannya megah banget. Dan yang aku suka di sekitar mall ada taman yang banyak pohonnya dan ada kolam ikannya juga. Kemarin malam kelihatan bagus banget apalagi dengan tata lampu di tamannya.

Niat awal sih hanya jalan-jalan aja, tapi ujung-ujungnya aku beli-beli juga. Ahahaha. Ada toko busana muslim yang sedang diskon gitu kan, aku pun beli rok. Lalu ketemu juga flatshoes kece yang bisa dipake kondangan ke luar Jakarta yang rempong kalau bawa high heels. *Pembenaran.

Sebenarnya masih kepingin main dan ngobrol dengan Tante Iko. Tapi, sudah malam dan aku tidak berniat menginap. Jadi pukul 19.15 kami pun keluar dari Bintaro Exchange. Aku diantar Tante sampai perempatan dekat Bintaro Plaza. Dan begitu sampai di stasiun Pondok Ranji, kebetulan pas ada KRL jurusan Tanah Abang. Akhirnya aku sampai kos sekitar jam 9an malam. Capek tapi senang betul bisa ketemu dengan si Tante Iko. Terima kasih banyak ya Tante Iko dan Om Pam.

Jadi begitu deh. Sampai jumpa di ocehan selanjutnya. :D

Sabtu, 30 Agustus 2014

Berkunjung ke Pasar Mester Jatinegara



Sebenarnya aku perginya hari Minggu seminggu yang lalu tanggal 24 Agustus 2014. Niat awalnya aku mau mencari bunga palsu untuk menghias meja di kantor. Biar ada penyegar matalah kalau sedang suntuk. Kenapa nggak beli bunga asli aja? Karena susah merawatnya uhm lebih takut nggak sempat sih sebenarnya. Kasihan juga kalau disimpan di dalam ruangan terus menerus. Jadi, bunga palsu adalah pilihan tepatlah.

Aku sebenarnya nggak tahu mau cari bunga palsu di mana. Mau ke Mal Kelapa Gading, pasti dapat yang mahal. Big No! Ini sudah tanggal tua. Mau cari ke Mangga Dua atau ke Asemka kok ya jauh banget. Sementara kan aku sedang puasa (judulnya bayar utang). Dan aku pun ingat kalau di Jatinegara ada pasar yang lumayan besar, Pasar Mester. 

Sebelumnya aku belum ke Pasar Mester sama sekali. Tanyalah ke ibu-ibu di ruangan yang pastinya sudah sering ke sana. Dapatlah ancer-ancer, kalau lokasinya dekat dengan stasiun Jatinegara. Tapi kalau dari kosku di daerah Rawamangun, lebih enak kalau lewat Matraman. Tinggal lurus terus. Karena ragu-ragu, akhirnya aku pakai aplikasi Waze. (Aselik, membantu banget ini aplikasi)

Naik motor 30 menitan dari kos, sampailah aku dan mbak-mbak yang jaga kos di Pasar Mester Jatinegara. Aku memilih parkir di depan pasar biar nanti pas pulang lebih gampang. Risikonya motor kepanasan. Sebenarnya di dalam juga ada parkir sih.

Jadi secara umum, pasar ini bisa dibagi menjadi pasar lama yang di luar dan pasar baru yang ada di dalam gedung (Jatinegara Trade Center). Karena di luar panasnya lumayan juga, aku memilih untuk berbelanja di pasar baru. Pedagang bunga palsu adanya di basement. Sepertinya hanya ada satu pedagang bunga palsu di situ. Harganya pun cukup mahal. Sangat diperlukan keahlian menawar, Saudara Saudari. Setelah perdebatan yang cukup alot *tsaaaah...., aku dapat 2 bunga lengkap dengan vasnya dengan harga Rp50k. Masih mahal memang, tapi beneran itu sudah melalui perjuangan yang alot.

Di basement mayoritas pedagang menjual souvenir nikahan. Iya, buat calon penganten di wilayah Jabodetak silakan mengunjungi basement Pasar Mester Jatinegara. Silakan dipilih deh mau souvenir apa, semuanya lengkap ada di sini. Kipas, gelas, bros, tas dan masih banyak lagi. Kalau buat aku sih jalan-jalan di sini membuat sakit hati. Sepanjang jalan ditawarin, "Mbak, silakan mbak souvenir nikahannya. Ada macem-macem, murah lho." Aselik, sakitnya di sini *nunjuk dada *lebay.

Trus ada apalagi di sana? Ada tirai/horden beraneka ragam, taplak, ada baju tradisional untuk anak-anak (ada fotonya itu di atas), seragam sekolah, sepatu, tas, pakaian dan masih banyak lagi. Silakan dicek sendiri bagi yang penasaran.

Akhirnya karena uang sudah habis, aku pun pulang. Aku nggak hanya beli bunga palsu saja kok. Aku juga membeli pakaian dalam, baju tidur, dan taplak. :D