Jumat, 19 April 2013

I'm coming back...

Hello dear readers! Long time no see.

Huaaah, betapa kangennya aku mengoceh di sini. Niatan hati, setelah ocehan tentang samapta bagian 1 itu mau dilanjutkan dengan bagian selanjutnya tentang cerita saat samapta. Tapiiii, minggu selanjutnya ada tugas negara yang lain yang harus dilaksanakan. Cerita tentang tugas negara yg ini aku ocehkan di post selanjutnya sajalah ya. Nambah utang ocehan ini ceritanya. Wkwk Sekarang aku mau mengoceh tentang keadaanku beberapa hari ini. Ada beberapa hal aneh di luar kebiasaanku yang terjadi.

Akhir-akhir ini, rasanya aku sering sekali melakukan kedudulan. Dudul itu artinya apa ya, hmm.. semacam kesalahan-kesalahan tidak penting dan tidak jelas. Baik di kantor maupun di rumah sama saja. Yang paling malu itu ya kalau di kantor. Misalnya, salah naruh surat, memo yang belum ditandatangi atasan aku oper ke bagian tata usaha, salah ambil surat, naruh alat tulis sembarangan, giliran butuh bingung sendiri deh dan masih ada beberapa lagi kedudulan yang lain. Maluuu.. iyalah, itu kan kesalahan-kesalahan tidak penting yang bisa dihindari.

Akhir-akhir aku juga agak kehilangan mood baca. Dari awal tahun aku baru selesai membaca 2 buku saja. Iyasih, kemarin memang sempat tidak bisa baca novel karena tidak mungkin kan baca pas samapta. Tapi setelah itu kan ada kesempatan buat baca lagi. Anehnya aku merasa tidak ada nafsu keinginan untuk membaca. Malu benar rasanya saat buka akun Goodreads, prestasi baca sampai bulan ini jauh dari target yang seharusnya. Huhuhu.. Daaan, aku sekarang justru keranjingan lari. Hampir setiap hari, weekdays maupun weekend setelah sholat subuh sering aku sempatkan lari pagi. *Bangga sekali rasanya nulis kalimat terakhir itu. Kekekekk

Eitss, masih ada satu lagi keanehan yang terjadi. Aku sekarang sedang gila-gilanya mainan mobile phone, lebih tepatnya ngeksis di socmed. Di bis jemputan (sekarang berangkat dan pulang kerja aku naik bus jemputan kantor), beberapa hari ini aku lebih memilih ngutak ngutik hape dibanding tidur. Biasanya kan, kalau naik mobil atau bus, 10 menit kemudian langsung tidur kalau dapat tempat duduk. Kalau ada waktu senggang di rumah atau di kantor, hal pertama yang terpikir adalah megang mobile phone. Sekarang ini harusnya aku bisa tidur siang, waktu istirahat lumayan agak panjang. Tapiiii, aku justru megang mobile phone dan mengoceh di sini. Huakakakakk.

Ehhhm.. rasanya cukup sekian ocehan kali ini. Sudah waktunya kembali ke meja kerja. See youuu, guys. :)
posted from Bloggeroid

Selasa, 12 Maret 2013

Samapta: Cukup sekali, tapi akan selalu terkenang seumur hidup Part 1#


I’m coming back guys! :D

Yaheii, seperti yang aku ocehkan di post sebelumnya, selama 5 minggu, kurang lebih 35 hari aku akan menghilang dari peradaban demi menjalankan tugas negara. Jadi apa kabarku sekarang? Alhamdulillah, aku telah menjalankan tugas negara dengan sukses. So proud of myself. Wkwkwk.

Sekarang seharusnya aku sudah nyenyak terlelap. Tapi, tadi sesaat sebelum terlelap, aku membuka mobile phone, membaca beberapa post blog teman-teman via Google Reader. Tidak sengaja menemukan post ini yang ditulis oleh Icha,temanku seperjuangan dalam melaksanakan tugas negara kemarin. Setelah membaca post Icha, rasanya aku jadi ingin mengoceh di sini, membagi pengalaman selama menjalankan tugas negara. Jadi, mari silakan disimak ocehan malamku ini,

Tugas negara yang harus aku jalankan itu bernama SAMAPTA. Apakah itu? Arti kata samapta sendiri adalah siap siaga.  Sedangkan secara istilah, seperti yang telah aku sebutkan di ocehan sebelumnya, Samapta adalah sebuah diklat dasar yang hukumnya wajib untuk dilaksanakan oleh setiap pegawai di kantorku yang baru. Saat pertama kali tahu bahwa aku dipindahkan ke kantor baru ini, Samapta adalah hal pertama yang terlintas di pikiranku. Astaga, aku harus ikut Samapta?! Aku masih ingat, tahun lalu aku terperangah saat membaca tulisan Dien, teman seangkatan yang mengikuti Samapta. Tahun ini aku sendiri yang akan mengikuti Samapta? Unbelievable!

 Jangan dibayangkan diklat ini seperti diklat lain yang sangat membutuhkan otak. Dalam Samapta yang lebih dibutuhkan adalah otot dan karakter yang kuat.Inilah yang membuatku agak khawatir. Mengapa? Sebab selama ini dengan badanku yang sebesar ini,aku tidak pernah memiliki catatan yang memuaskan di bidang olahraga.  Sewaktu SD aku selalu menjadi juru kunci saat lari. Sewaktu SMP dan SMA aku juga selalu mendapatkan nilai yang pas-pasan di mata pelajaran olahraga. Semasa kuliah adalah masa yang menyenangkan karena tidak ada mata kuliah olahraga di STAN. Jadi, wajarkan kalau aku agak ragu ketika berhadapan dengan Samapta?

Tapi, mau tidak mau, suka tidak suka, aku harus menjalani Samapta. Jadi, begitu ada pengumuman jadwal Samapta yang akan aku ikuti, aku mulai mempersiapkan fisik. Selama kurang lebih 10 hari sebelum hari H baik hari kerja maupun hari libur, aku memaksa diri untuk jogging setiap pagi.  Tujuannya agar badanku tidak kaget ketika harus melakukan kegiatan fisik yang berat. Pada awalnya memang berat. Kakiku sakit, sulit untuk berjalan, kaget karena sebelumnya lama sekali tidak digunakan untuk lari. Tapi, alhamdulillah, perlahan-lahan kakiku mulai beradaptasi, mau diajak berlari. :D

Selain persiapan fisik, persiapan material pun tidak boleh terlupakan. Sejak H-7, aku dan teman-teman pindahan dari kantor lama yang dijadwalkan untuk mengikuti Samapta bersama-sama, heboh mempersiapkan barang-barang yang harus dibawa. Berbekal informasi dari senior dan teman-teman di kantor, kami mulai membeli berbagai jenis barang, kaos training, celana training, tali sepatu, pakaian dalam (disposable pants penting untuk dibawa) obatan-obatan, alat mandi. Untuk obat-obatan selain obat-obatan pribadi, yang harus dibawa adalah minyak tawon dan bedak gatal.  Persiapan material ini cukup menguras kantong. :(

Hoahm.. untuk sementara sampai di sini dulu ocehanku. Sudah saatnya aku tidur, besok aku harus bangun pagi, agar tidak tertinggal bus jemputan. Sampai jumpa di post selanjutnya, sambungan dari ocehan malam ini. See youuu.. J